WahanaNews.co | Dunia maya dihebohkan dengan kemunculan video persalinan induk sapi yang melahirkan bayi berkepala dua di Desa Pakkasalo, Kecamatan Dua Boccie, Bone, Sulawesi Selatan. Kejadian tersebut menyita perhatian warganet.
Dalam video yang beredar, tampak induk sapi mengalami kesulitan saat awal proses persalinan. Induk sapi terbaring lemas di tanah.
Baca Juga:
Berkah Qurban 1446 Hijriah Taman Iskandar Muda Meunasah Malahayati Sukmajaya
Pemilik sapi, Muhammad Tang, menyebut peristiwa tak lazim ini terjadi pada Jumat (8/10). Proses persalinan induk bayi dibantu oleh 10 warga dan berlangsung dramatis. Namun sayang, anak bayi itu dinyatakan meninggal dunia setelah kepalanya berhasil keluar.
"Anak sapinya ini sempat bertahan hingga 5 menit ketika salah satu kepalanya keluar. Proses persalinannya lama, sekitar 4 jam. Ada sekitar 10 orang warga yang membantu saya keluarkan anak sapinya," ungkap Muhammad Tang saat ditemui detikcom di kediamannya, Minggu (10/10/2021).
Bayi sapi berjenis limosin ini hanya memiliki 2 daun telinga dengan jumlah 2 pasang bola mata yang lengkap. Tang menyebut tubuh bayi sapi berkepala dua ini menyatu normal hingga ke leher. Bobot bayi sapi ditaksir sekitar 40 kilogram.
Baca Juga:
Sapi Limousin Seberat 1,1 Ton Disalurkan Wapres Gibran Salurkan ke Istiqlal
"Beratnya sekitar 40 kilo. Jenis sapi limosin," kata Tang.
Tang mengungkap usia kehamilan induk sapi saat melahirkan tergolong normal. Sebelum hamil, induk sapi berjenis simental itu disuntikkan hormon jenis limosin untuk pembuahan.
"Normal, 9 bulan, seperti usia hamil sapi biasanya, tapi kalau jenis sapi ini namanya simental, lalu disuntikkan hormon jenis limosin untuk pembuahan," tambah Tang.
Tang kemudian menceritakan kembali pada saat momen kehamilan induk sapi itu yang tergolong aneh. Kata Tang, tubuh induk sapi semakin kurus, padahal porsi makannya banyak.
"Saya sadari ada keanehan saat sapinya hamil. Perutnya besar sekali, saya kira anaknya kembar. Porsi makannya juga banyak yang tidak sebanding dengan kondisi tubuh sapi yang makin kurus," ungkap Tang.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Desa Pakkasalo Jamaluddin Saba mengungkap fenomena ini merupakan kali pertama yang terjadi di daerahnya. Sampai-sampai, kata Jamaluddin, warganya rela berbondong-bondong ke lokasi untuk melihat langsung kejadian langka tersebut.
"Kalau peristiwa ini, baru pertama kali terjadi di sini. Jadi, warga itu memang heboh karena ramai berdatangan," kata Jamaluddin.
Jamaluddin mengatakan proses penguburan bangkai anak sapi ini juga sempat ditunda lantaran masih banyaknya warga yang berdatangan dan ingin melihatnya. Dia menyebut bayi sapi baru dikubur pada malam harinya.
"Bahkan, pemilik sempat menunda proses penguburan bangkai anak sapi ini hanya untuk menjawab rasa penasaran warga. Bangkai sapi baru dikubur pada malamnya," tuturnya.
Jamaluddin menyebut fenomena ini terjadi lantaran adanya dugaan kelainan dan gangguan genetik saat proses pembuahan induk berlangsung.
"Kalau menurut saya, ada gangguan atau semacam kelainan dalam genetik. Apalagi kan langsung benih limosin yang disuntikkan ke dalam," ucapnya.
Sementara itu, untuk kondisi induk sapi saat ini masih terbaring lemas dan belum stabil. Induk sapi yang berumur 3,5 tahun itu masih dalam pengawasan pemiliknya. [rin]