Oleh: Drs. Thomson Hutasoit
Baca Juga:
Mama Dada Mu Ini Dada Ku
Sekitar tahun 60 hingga 70-an ketika jalur transportasi
belum selancar saat ini, bahkan masih ada daerah tidak kenal warna aspal alias
jalan masih belum bisa dilintasi moda transportasi sehingga bila masyarakat ke
pekan (onan) atau pasar tradisional harus jalan kaki puluhan kilometer untuk
menjual produk pertanian sekaligus membeli kebutuhan rumah tangga seperti garam
(sira), ikan asin (gulamo), dll untuk kebutuhan sekali satu minggu.
Baca Juga:
Perseteruan Kandidat Penghuni Sorga
Pasar tradisional sekali satu minggu memaksa masyarakat
harus pergi ke pekan sekalipun harus menjinjing atau memikul berbagai komoditi
dengan jalan kaki menempuh puluhan kilometer dengan kaki telanjang.
Kisah suram dan pahit masa lalu masih segar dalam memori
berusia 65-70-an tahun saat ini terutama masyarakat jauh dari episentrum
perkotaan atau daerah terisolasi infrastruktur jalan.