WahanaNews.co | Lewat forum Diskusi Online
Bareng Alumni (Dolan) yang diadakan Politeknik LPP
Yogyakarta, Sabtu (14/8/2021), terungkap
bahwa menjadi planters itu, khususnya untuk sektor perkebunan
kelapa sawit, mesti memenuhi beberapa kriteria.
Apalagi bekerja di perkebunan kelapa
sawit mesti menghadapi situasi yang jauh dari perkotaan (remote area), menghadapi orang dengan beragam suku dan adat
istiadat, serta mesti memiliki kemampuan agronomi yang mumpuni supaya bisa
mengelola perkebunan kelapa sawit dengan baik.
Baca Juga:
Bappebti Pilih Kalbar Jadi Tuan Rumah Literasi Bursa CPO ke-4
Pada kesempetan tersebut, alumni D3 BTP Angkatan 1999, Zulfikar Tindaon, memaparkan, apakah demikian mudah menjadi planters?
Kata dia, mengapa seseorang memilih
bekerja di perkebunan, biasanya ada tiga alasan yang mengikutinya.
Pertama, terpaksa, dalam arti kondisi/situasi yang memaksa, butuh atau
makan/pekerjaan, atau malu disebut pengangguran.
Baca Juga:
Kriteria Sosok Capres di Mata 20 Juta Petani-Bos Sawit
Lantas kedua, follower (ikut-ikutan),
biasanya karena ikut teman/tetangga/saudara, dan lainnya.
Serta ketiga, self awarness (kesadaran sendiri), yakni sebuah motivasi untuk mewujudkan cita-cita
atau meningkatkan karir di kebun.
Dikatakan Zulfikar, yang juga saat ini menjabat sebagai Estate Manager PT Bukit
Barisan Indah Prima (BBIP Palm Group), guna menjadi planters itu maka perlu juga memahami apa saja
tantangan di perkebunan, misalnya sikap mental di perkebunan dan etika serta
budaya di perkebunan kelapa sawit.
Maka, lanjut Zulfikar, bila menginginkan
menjadi planters yang sukses, ada beberapa tips
yang mesti diikuti.
Pertama, kenali
orang.
Kedua, menguasai
lapangan.
"Serta, ketiga, mesti menguasai teknis pekerjaan di lapangan," tandas Zulfikar, yang juga Member Excecutive
Indonesian Planter Society (IPS). [qnt]