WAHANANEWS.CO, Jakarta - Ambisi Arab Saudi untuk meneguhkan diri sebagai pusat arsitektur modern dunia kian nyata dengan pembangunan Jeddah Tower, gedung supertinggi yang bakal menggeser posisi Burj Khalifa di Uni Emirat Arab sebagai gedung tertinggi di dunia.
Jeddah Tower dirancang menjulang setinggi 3.281 kaki atau sekitar 1.000 meter, melampaui Burj Khalifa yang kini memegang rekor dengan tinggi 828 meter.
Baca Juga:
Arab Saudi Perbolehkan Umrah Dengan Semua Jenis Visa
Data tersebut dikonfirmasi oleh Council on Tall Buildings and Urban Habitat (CTBUH), lembaga internasional yang berfokus pada studi bangunan pencakar langit dan desain perkotaan berkelanjutan.
Proyek yang digagas oleh Jeddah Economic Company ini kini tengah memasuki tahap konstruksi signifikan, dengan struktur bangunan telah mencapai lantai ke-73 dan ketinggian 293,9 meter.
Sementara lantai yang tertutup hampir sempurna sudah sampai lantai ke-68 dengan ketinggian 273,9 meter, artinya sekitar 42 persen dari total 157 lantai telah terbangun.
Baca Juga:
Laga Hidup Mati Timnas Indonesia di Jeddah Dibayangi Kontroversi Wasit
Konstruksi Jeddah Tower ditargetkan rampung sepenuhnya pada tahun 2028, menandai babak baru dalam sejarah arsitektur modern.
Pembangunan menara raksasa ini sejatinya dimulai pada tahun 2013, namun sempat terhenti pada 2018 setelah kontraktor utamanya, Binladin Group, ditarik keluar dari proyek menyusul kebijakan “pembersihan korupsi” oleh pemerintah Arab Saudi antara 2017 hingga 2019.
Bakr bin Laden, presiden perusahaan sekaligus saudara tiri Osama bin Laden, termasuk salah satu yang ditangkap dalam operasi tersebut.
Pandemi COVID-19 juga memperparah keterlambatan proyek, sebelum akhirnya konstruksi kembali dilanjutkan pada September 2023.
Sebelum dihentikan, sepertiga struktur bangunan sudah berhasil diselesaikan.
Jeddah Tower, atau dikenal juga dengan nama Kingdom Tower, dirancang oleh arsitek ternama Adrian Smith dan Gordon Gill dari firma Adrian Smith + Gordon Gill Architecture.
Gedung ini berlokasi di kota Jeddah, kawasan pelabuhan utama di tepi Laut Merah sekaligus kota terpadat kedua di Arab Saudi.
Setelah rampung, Jeddah Tower akan menjadi ikon baru kota tersebut dan menambah daftar keajaiban arsitektur Jeddah seperti Masjid Terapung Penang dan kawasan bersejarah Al Balad yang terkenal dengan bangunan-bangunan berbahan koral.
Menara ini dirancang sebagai bangunan multifungsi yang mencakup area perkantoran, hunian mewah, ruang komersial, dan hotel.
Jeddah Tower juga akan memiliki dek observasi tertinggi di dunia serta balkon luar ruangan berdiameter 98 kaki yang awalnya direncanakan sebagai helipad.
Secara estetika, bangunan ini mengusung gaya neo-futuristik, yang memadukan elemen teknologi canggih dengan inovasi desain arsitektur berani dan efisien terhadap gaya angin ekstrem.
Bentuk menara yang ramping dan sedikit meruncing ke arah puncak, menurut sang arsitek, terinspirasi dari daun palem—simbol yang erat kaitannya dengan identitas budaya Arab Saudi.
“Geometri menara, yang dimulai dari dasar sebagai bentuk tripod tunggal, kemudian secara bertahap terpisah di puncak menara, berkaitan dengan karakteristik kinerja angin menara, sebuah analogi pertumbuhan baru yang dipadukan dengan teknologi,” jelas Smith dan Gill dalam pernyataannya.
Jeddah Tower diharapkan tidak hanya menjadi simbol supremasi arsitektur modern, tetapi juga tonggak baru dalam ambisi Arab Saudi menuju transformasi ekonomi dan citra global melalui megaproyek Vision 2030.
[Redaktur: Rinrin Khaltarina]