WAHANANEWS.CO, Jakarta - Mantan gitaris Bring Me The Horizon (BMTH), Jona Weinhofen, dipastikan akan turut meramaikan konser Thy Art Is Murder yang digelar pada Minggu, 4 Mei 2025 mendatang.
Kabar ini telah dikonfirmasi secara resmi oleh promotor Ravel Entertainment melalui unggahan Instagram mereka pada Rabu, 16 April 2025.
Baca Juga:
Sentuhan Klasik dan Cinta Budaya: Iskandar Widjaja Siap Mengguncang Panggung Jakarta
Tak hanya hadir sebagai tamu spesial, Jona juga dijadwalkan menjadi pembicara dalam sebuah sesi talkshow yang diselenggarakan oleh pihak promotor.
Dalam sesi tersebut, ia akan berbagi cerita mengenai perjalanan kariernya sebagai musisi, keterlibatannya dalam album-album ikonik BMTH, hingga proses kreatif di balik penulisan lagu-lagu mereka.
Jona dikenal luas sebagai salah satu personel yang memberi kontribusi besar dalam album Sempiternal (2013). Lagu-lagu seperti Can You Feel My Heart dan Sleepwalking menjadi bukti kepiawaiannya dalam menciptakan karya yang kuat secara musikal dan emosional.
Baca Juga:
STAYC Siap Guncang Jakarta Lewat Tur Dunia 'Stay Tuned'
Siapa Jona Weinhofen?
Jona Weinhofen lahir pada 1 Januari 1983 di Johannesburg, Afrika Selatan. Meski tidak banyak informasi mengenai masa kecilnya, namanya mulai dikenal publik saat ia bergabung dengan Bring Me The Horizon pada tahun 2009.
Sebelum bergabung dengan BMTH, Jona merupakan musisi aktif di kancah musik lokal. Kepindahannya ke Inggris membuka jalan bagi karier internasionalnya.
Kehadirannya membawa warna baru dalam musik BMTH, terlihat dari perubahan gaya pada album Suicide Season (2008) hingga There Is a Hell, Believe Me I've Seen It. There Is a Heaven, Let's Keep It a Secret (2010).
Selain mahir menulis lagu, Jona juga dikenal karena kemampuannya menggabungkan elemen elektronik dengan gaya metalcore yang agresif, sesuatu yang sangat menonjol dalam album Sempiternal.
Namun, pada 2013, ia memutuskan mundur dari BMTH tanpa mengungkapkan alasan pastinya. Meski begitu, Jona tetap melanjutkan kiprahnya di dunia musik melalui berbagai proyek, termasuk membentuk band I Killed the Prom Queen dan fokus pada proyek solonya.
Meski kini disibukkan dengan proyek pribadi, Jona tetap aktif di dunia musik. Ia mengeksplorasi beragam genre, mulai dari ambient, elektronik, hingga unsur post-rock.
Selain dikenal sebagai musisi, Jona juga aktif sebagai seorang vegan dan pegiat kesejahteraan hewan. Aktivismenya tersebut menjadi bagian penting dari identitas dirinya di luar panggung, menjadikannya sosok musisi yang tidak hanya berbakat, tetapi juga inspiratif.
[Redaktur: Ajat Sudrajat]