WahanaNews.co | Presiden Joko Widodo alias Jokowi berdialog dengan sejumlah perwakilan petani
porang di Kabupaten Madiun, Provinsi Jawa Timur.
Mereka membahas soal
prospek tanaman porang di Indonesia.
Baca Juga:
Pemerintah Jawa Tengah Salurkan CPPD: 1.000 Warga Karanganyar Dibantu
Salah satu petani, Yoyok Triyono, mengatakan,
tanaman porang sedang naik daun.
Dengan demikian, porang
berhasil menarik perhatian anak-anak muda di Madiun.
"Petani milenial,
petani muda di desa kami, mungkin di wilayah Madiun. Kalau zaman dulu, lulus sekolah cari kerja di kota. Kalau sekarang
tidak, Pak.
Lulus sekolah, jadi petani porang. Tiga tahun berjuang bertani
porang, setelah tiga tahun bawa pulang mobil," ungkap Yoyok kepada Jokowi,
Kamis (19/8/2021).
Baca Juga:
Tak Hanya Menguntungkan, Porang Punya Banyak Manfaat
Yoyok mengaku baru mulai
menanam porang pada 2010 lalu.
Awalnya, ia hanya
mempunyai lahan warisan dari sang ayah seluas 0,3 ha.
Namun, sekarang luas
lahan Yoyok bertambah menjadi 3 ha.
Menurut Yoyok, porang
menjadi komoditas yang menjanjikan dan cukup mudah ditanam.
"Alhamdulillah, 2020,
Bapak Menteri sudah melepas varietas Madiun 1, dan penangkarnya kami semua, Pak.
Jadi, berbudidaya tanaman porang, tanam sekali, bisa dipanen tahun kedua atau tahun
ketiga. Setelah itu,
bertahap setiap tahun harus tanam lagi," jelas Yoyok.
Sementara, petani lain
bernama Warsito bercerita bahwa 1 ha lahan bisa menghasilkan 15 ton hingga 20
ton umbi porang.
Hal ini bisa terjadi
dalam rentang waktu tanam delapan bulan.
Jokowi pun bertanya, berapa pendapatan yang dikantongi dari 15-20 ton
umbi porang tersebut kepada Warsito.
"Kurang lebih
sekitar Rp
35-40 juta," jawab Warsito kepada Jokowi.
Sementara, Jokowi
mengatakan, porang sebagai produk yang menjanjikan dan memiliki
masa depan cerah.
Ia menitipkan pesan ke
petani muda agar tak hanya mengerjakan di lahan pertaniannya saja, tapi juga
bisa mengolahnya hingga pasca-panen.
Ia juga mendorong agar
petani bisa mengolah umbi porang menjadi barang jadi, seperti keripik.
Hal ini agar ada nilai
tambah dari tanaman porang setelah panen.
"Saya kira, proses-proses seperti itu yang pemerintah inginkan.
Jangan sampai nanti yang mengolah itu di Jepang, atau di China, atau di Korea
Selatan, atau di Eropa, nggak," ujar Jokowi.
Jokowi meminta, tanaman porang diolah sepenuhnya di Indonesia.
Dengan begitu, proses
hilirisasi dan industrialisasi tanaman porang berjalan dengan baik.
"Sehingga, nilai tambah betul-betul ada di dalam negeri,"
jelas Jokowi.
[qnt]