WahanaNews.co | USS Zumwalt, kapal perang canggih dengan kemampuan dahsyat siluman superior, dibangun dengan uang pajak rakyat Amerika Serikat (AS) sebesar USD4 miliar atau lebih dari Rp57,4 triliun. Namun, sekarang kapal perusak berpeluru kendali ini mulai berkarat.
USS Zumwalt diresmikan pada tahun 2016 dan belum dioperasikan untuk tugas militer.
Baca Juga:
KPK Ungkap Soal Kasus PT Jembatan Nusantara dan ASDP yang Rugikan Negara
Foto-foto yang diunggah di media sosial awal pekan ini menunjukkan beberapa ubin penyerap radar perusak berubah warna menjadi oranye tua dan karat menutupi lambung kapal yang cembung.
Mengutip laporan The Drive, Senin (13/12/2021), Angkatan Laut AS mengaku sedang melakukan "pertempuran terus-menerus melawan korosi" yang dialami USS Zumwalt.
“Lingkungan yang keras di mana kami beroperasi menurunkan kapal kami, dan pelaut kami bekerja keras untuk mengatasi korosi bersama dengan semua pemeliharaan dan pelatihan awak yang diperlukan untuk mempertahankan kesiapan perang Angkatan Laut kami,” kata Angkatan Laut AS.
Baca Juga:
Tim Sar Dikerahkan Cari Kapal Angkut Wisatawan Dilaporkan Tenggelam di Takalar Sulsel
USS Zumwalt saat ini sedang menjalani pengujian dan pelatihan di California selatan, dengan pelabuhan utamanya adalah Teluk San Diego.
Material komposit yang digunakan di kapal diharapkan dapat mengurangi korosi. Namun, menurut laporan The Drive, lapisan silumannya bisa lebih sulit dirawat daripada permukaan normal kapal lain di Angkatan Laut AS.
Faktor lain yang mungkin memperparah masalah karat adalah konsep awak minimal yang digunakan pada kapal perang canggih itu.
Otomasi memungkinkannya berfungsi dengan awak yang hanya terdiri dari 175 orang, jadi mungkin tidak ada cukup tangan untuk membersihkan korosi.
Foto-foto tersebut menyebabkan perdebatan publik AS secara online, dengan beberapa komentator mengeklaim bahwa kondisi kapal itu memalukan, sementara yang lain menjawab bahwa hanya kemampuan pertempuran yang penting dan beberapa karat tidak memengaruhi mereka sama sekali.
USS Zumwalt adalah yang pertama dari tiga kapal perusak DDG-1000 yang dirancang untuk mendukung pasukan darat dalam serangan darat, sementara juga melakukan misi anti-udara, anti-permukaan dan anti-kapal selam.
Kapal kedua di kelas itu, USS Michael Mansoor, ditugaskan pada 2019 dan juga menjalani pengujian di San Diego. [rin]