WAHANANEWS.CO, Jakarta - Di dunia maritim, ketegangan di atas kapal seringkali tidak terhindarkan. Cuaca buruk, tekanan pekerjaan, hingga hasil tangkapan yang minim bisa memicu perselisihan antar awak kapal.
Kadang, gesekan ini berujung fatal seperti yang terjadi di kapal Poseidon 03, yang kini menjadi sorotan setelah sang nakhoda tewas akibat konflik dengan anak buah kapalnya sendiri.
Baca Juga:
Aksi Heroik Bakamla: Amankan Kapal Penyelundup Pasir Timah di Selat Karimata, 5 ABK Terjaring
Motif di balik tragedi yang menimpa nakhoda kapal Poseidon, Tumpal Sianturi, akhirnya terungkap. Ternyata, dua anak buah kapal (ABK) yang terlibat dalam insiden ini adalah kakak beradik.
Keduanya telah diamankan oleh Direktorat Kepolisian Perairan (Ditpolair) pada Jumat (25/4/2025).
Kedua pelaku berinisial R dan B. Insiden bermula ketika B mendorong Tumpal Sianturi ke laut setelah adiknya, R, terlibat cekcok dan merasa dianiaya oleh Tumpal.
Baca Juga:
ABK Kapal Kayu di Batam Bawa Sabu dari Malaysia, Jika Sampai Jakarta Dibayar Rp300 Juta
Peristiwa ini bermula dari kemarahan Tumpal terhadap B yang tertangkap tidur-tiduran, padahal hasil tangkapan cumi-cumi mereka masih sedikit.
Pertengkaran itu terjadi pada sekitar tanggal 24 Maret 2024.
"Pertikaian dipicu ketika nakhoda mendapati kepala kamar mesin (KKM) sedang bermalas-malasan, padahal tangkapan tidak memuaskan. Rupanya, peristiwa ini membekas di hati KKM," ujar Kasubdit Gakkum Ditpolair, Kombes Donny Charles Go, saat konferensi pers di Mako Korpolairud, Tanjung Priok, Jakarta.