WahanaNews.co | Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengusulkan dibuatnya suatu program kegiatan untuk menghilangkan kejenuhan di tempat isolasi bagi wisatawan mancanegara (Wisman) yang berkunjung ke Indonesia nanti.
"(isolasi 5 hari) Ini menimbulkan kejenuhan dan harus dipikirkan bagaimana di area yang dipakai karantina ada beberapa kegiatan yang tentunya bisa diberikan untuk hilangkan kejenuhan," papar Sigit saat memimpin Apel gelar pasukan bersama Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto.
Baca Juga:
Labuan Bajo Alami Peningkatan Kunjungan Wisatawan Asing pada Agustus 2022
Diketahui, apel ini dilakukan dalam rangka kesiapan penerimaan Wisatawan Mancanegara (Wisman) di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, Sabtu (23/10/2021).
Sigit berharap, kesiapan penerimaan Wisman di Bali ini bisa berjalan dengan baik. Mengingat, Pulau Dewata juga akan menyelenggarakan beberapa event Internasional kedepannya.
Sehingga, harus dibuktikan bahwa Indonesia mampu menjalankan agenda nasional atau internasional dengan tetap memperhatikan faktor kesehatan.
Baca Juga:
Berikut 5 Fakta Dibalik Kenaikan Tiket Masuk Candi Borobudur
Ketentuan Isolasi Bagi Wisman
Pembukaan pintu Internasional telah diatur dalam Keputusan Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Nomor 15 Tahun 2021. Diantaranya proses karantina untuk Wisman dilakukan selama 5X24 jam atau 5 hari sejak kedatangan.
Terkait hal itu, Sigit menekankan, kepada seluruh personel TNI-Polri untuk memastikan seluruh persyaratan dan protokol kesehatan (prokes) terhadap kedatangan Wisman dijalankan sesuai dengan prosedur dan aturan yang berlaku.
Menurut Sigit, dalam penerimaan turis asing, personel TNI dan Polri harus bekerjasama dan bersinergi agar menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
Apabila prosedur penerimaan Wisman kecolongan atau tidak sesuai SOP, kata Sigit, hal tersebut dapat berpotensi menimbulkan lonjakan laju pertumbuhan virus corona dan adanya ancaman transmisi varian Covid-19 dari luar negeri.
Sehingga, tak hanya warga Bali yang terdampak, melainkan seluruh masyarakat Indonesia akan dirugikan.
"Rekan-rekan adalah gerbang terakhir penanganan Covid-19 kalau kecolongan angka akan naik. Sebagai gerbang terakhir tolong disiplin, integritas, kerjasama baik dipertahankan," ujar Sigit menegaskan kepada seluruh pasukan Apel.
Mantan Kapolda Banten ini menekankan, dibukanya pintu Wisman ke Bali, merupakan wujud dari salah satu kerja keras dari Pemerintah bersama masyarakat, dalam melakukan penanganan dan pengendalian Covid-19.
Dengan penurunan kasus harian hal itu akan dibarengi dengan diturunkannya level PPKM. Sehingga, aktivitas masyarakat secara perlahan akan dibuka atau kembali normal, dengan tetap menerapkan prokes yang kuat.
Dibukanya penerimaan Wisman ini, menurut Sigit juga upaya dari Pemerintah untuk meningkatkan perekonomian masyarakat. Khususnya Bali, wilayah tersebut sangat terdampak karena sektor pariwisatanya terhenti akibat Pandemi Covid-19.
"Ini merupakan tindaklanjut dari upaya kerja keras dari seluruh tim yang tergabung dalam upaya menekan laju pertumbuhan Covid-19. Pemerintah melakukan evaluasi termasuk persiapan kita dalam membuka lagi Bandara Internasional," ucap eks Kabareskrim Polri ini.
Setelah mengecek alur penerimaan, Sigit mengungkapkan, TNI-Polri harus memastikan Wisman itu dilakukan pengecekan soal vaksinasi, kemudian surat test RT-PCR dan pemeriksaan lanjutan untuk memastikan turis itu negatif dari Covid-19, hingga menuju lokasi karantina yang disiapkan.
"Secara umum persiapan cukup baik. Namun demikian ada perbaikan maupun koreksi serta evaluasi untuk memastikan semua yang dilaporkan dan kita kunjungi berjalan dengan baik. Proses PCR satu jam tolong dicek ulang. Kita memastikan tes PCR sesuai apa yang diharapkan," papar Sigit.
Kemudian, Sigit juga menyatakan soal kesiapan di hotel lokasi karantina. Ia sangat menekankan agar lima hari proses karantina dilakukan sesuai aturan.
Menurut Sigit, Indonesia telah membuktikan ke mata dunia bahwa kedua hal itu mampu dilaksanakan.
Hal tersebut tercermin dalam penyelenggaraan PON ke-XX di Papua, yang berjalan aman dan tidak adanya lonjakan kasus aktif virus corona.
"Oleh karena itu pentingnya dievaluasi terkait perkembangan dari negara dimana turis tersebut akan datang. Sehingga kemudian kita akan menjadi lebih siap dan di dalam pengecekan akan lebih hati-hati. Ada risiko yang kita hadapi apabila kita kendor dan lalai," tutup Sigit. [rin]