Acara disko itu memberlakukan tiket masuk kepada para pengunjungnya. Per orang wajib membayar tiket sebesar 31 poundsterling atau sekitar Rp 609 ribu.
Skorownski akan menggerakkan sekitar 30 umat kristiani lainnya untuk menggelar demo damai untuk memprotes pimpinan katedral yang mengizinkan acara disko digelar di bangunan bersejarah tersebut.
Baca Juga:
Anggota DPR RI Maruli Siahaan Hadiri Acara Syukuran Naik Sidi Kevin Mario dan Stefhany Aprilia Siahaan
"Jika kita tidak melawan, kuil kuno kami ini akan berubah menjadi kelab malam betulan. Dan keimanan Kristen di negara ini akan musnah. Kami akan menjaga tempat ini seusai dengan fungsi aslinya, sebagai tempat untuk memuja Tuhan," pungkas Skorownski.
Sebuah jajak pendapat pun digelar mengenai acara silent disco tersebut. Hasilnya, sebanyak 54 persen warga setempat ternyata setuju dengan event disko tersebut. Sementara itu, 46 persen sisanya menolak event disko di Katedral Canterbury.
"Katedral akan selalu menjadi bagian dari kehidupan masyarakat, lebih luas dari fungsi utamanya sebagai pusat pemujaan agama Kristen. Acara dansa dan berbagai acara lainnya pernah digelar di katedral ini selama berabad-abad. Di Alkitab juga bahkan merayakan penobatan Raja David. Saya akan pastikan acara ini tetap layak dan menghormati katedral," balas Dr Monteith, pimpinan Katedral Canterbury.
Baca Juga:
Buntut Kebijakan Imigrasi Trump, Dua WNI Ditangkap di Amerika Serikat
[Redaktur: Alpredo Gultom]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.