Sel-sel ini, pada gilirannya, memprovokasi respons neuron di bulbus olfaktorius, yang diproyeksikan ke beberapa daerah otak termasuk amigdala, dua kelompok neuron di otak tengah yang memediasi respons emosional terhadap rangsangan, dan hipotalamus, "kelenjar utama" otak yang berperan dalam mengatur segala sesuatu mulai dari rasa lapar hingga emosi.
Amigdala mengintegrasikan aliran informasi dari sel bulbus olfaktorius dan memproyeksikan ke area yang mengatur respons perilaku.
Baca Juga:
Maxim Jakarta Rayakan World Animal Day Dengan Bagi-Bagi Makanan Kucing Dan Bersih-Bersih Kandang
Hipotalamus mengatur respons neuroendokrin melalui kelenjar pituitari dan menciptakan "respons seksual."
Dengan demikian, kucing pada dasarnya bereaksi terhadap feromon buatan.
Meski kucing bereaksi "tinggi" terhadap catnip, ini dianggap tidak membuat ketagihan dan tidak berbahaya bagi kucing.
Baca Juga:
Alergi Bulu Hewan Peliharaan: Kucing Lebih Dominan, Kenapa?
Otak manusia secara fisiologis berbeda dari otak kucing dan manusia tidak bereaksi yang sama terhadap catnip.
Namun, manusia juga memanfaatkan catnip sebagai obat penenang yang ringan dalam bentuk teh herbal.
Di kalangan pengobatan alternatif, catnip umumnya disarankan oleh ahli herbal untuk mengurangi sakit kepala migrain, meredakan kram, gangguan pencernaan, insomnia, kecemasan dan anoreksia, serta mengurangi pembengkakan yang terkait dengan radang sendi dan cedera jaringan lunak. [qnt]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.