WahanaNews.co | Presiden
ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), berdoa dan memohon agar pemerintah dan
masyarakat segera mengatasi pandemi COVID-19, melalui akun medsosnya.
Baca Juga:
Empat Pimpinan MPR RI Temui SBY Bahas Situasi Bernegara di Indonesia
Makna doa SBY tersebut dilihat Direktur Eksekutif Institute
for Democracy & Strategic Affairs Ahmad Khoirul Umam. Dia awalnya menyebut
doa SBY itu berarti kepedulian dan perhatian terkait fenomena pandemi Corona
yang melanda Indonesia.
"Pesan SBY itu menunjukkan kepedulian dan perhatian
lebihnya pada trend fenomena pandemi COVID-19 yang belakangan semakin tidak
terkendali. Wajar jika para mantan pemimpin negeri ini sangat concern pada
kondisi saat ini. Sebab, mereka memiliki pengalaman kepemimpinan dalam situasi
krisis (leadership in crisis) yang beragam," kata Umam, Jumat (30/7/2021).
Umam lantas membahas terkait makna semantik di balik kata
"bimbinglah" yang sempat disampaikan SBY dalam doanya lewat cuitan Twitter. Dia
menyebut ada 2 makna yang terlihat dari kata itu.
Baca Juga:
Kepemimpinan Prabowo Berpotensi Kombinasikan Gaya Soekarno, Soeharto dan Jokowi & Slogan "Penak Jamanku To?"
"Pertama, makna transenden, dimana untaian doa itu
diekspresikan untuk berharap petunjuk Tuhan agar mampu mengatasi faktor-faktor
yang berada di luar prediksi, kendali, dan kapasitas negara untuk
mengatasinya," ucapnya.
Umam lantas membahas makna kedua ini menggambarkan seperti
bentuk kegundahan SBY terhadap kebijakan pemerintah. Dia menyebut SBY seperti
menyampaikan kegundahan karena respons luas masyarakat terkait langkah hingga
kebijakan publik pemerintah kurang optimal terhadap penanganan pandemi.
"Kedua, makna kegundahan karena respons luas masyarakat
yang menilai langkah-langkah kebijakan publik yang diambil pemerintah dipandang
kurang optimal, tidak tepat dalam berbagai kalkulasi kebijakan, hingga
ketidaktepatan sejumlah langkah pendekatan dalam penanganan Covid-19 maupun
penyelamatan ekonomi nasional. Akibatnya, ribuan kasus kematian terus terjadi,
terutama mereka yang sedang isolasi mandiri atau bahkan tidak sadar bahwa
dirinya terpapar Covid-19 karena tidak mendapatkan penanganan medis secara
memadai," jelasnya.