WAHANANEWS.CO, Jakarta - Netflix secara resmi mengumumkan langkah strategis besar dengan mengakuisisi perusahaan media ternama Warner Bros. Discovery.
Informasi tersebut disampaikan melalui rilis resmi yang diunggah di situs perusahaan pada Jumat (5/12/2025), menandai salah satu pergerakan paling ambisius dalam industri hiburan global.
Baca Juga:
The Crystal Cuckoo: Serial Misteri Baru Netflix yang Kupas Hilangnya Warga Yesques selama 30 Tahun
Dalam pengumuman itu, Netflix memastikan bahwa kedua belah pihak telah menandatangani perjanjian definitif yang mengatur seluruh proses akuisisi.
Transaksi akan menggunakan skema pembayaran kombinasi tunai serta saham, menunjukkan komitmen perusahaan untuk memperkuat ekosistem kontennya di pasar internasional.
Nilai akuisisi dipatok sebesar US$27,75 untuk setiap lembar saham Warner Bros.
Baca Juga:
Netflix Rilis “Last Samurai Standing”, Kisah 292 Samurai Bertarung Demi Kehormatan
Dengan demikian, total valuasi perusahaan mencapai US$82,7 miliar, atau setara dengan sekitar Rp1.201 triliun.
Laporan Yahoo Finance menyebut kesepakatan ini sebagai transaksi terbesar dalam sejarah industri hiburan modern dan dinilai akan semakin mempertegas posisi Netflix sebagai raksasa global di sektor streaming.
Melalui akuisisi ini, Netflix akan mendapatkan akses terhadap sejumlah IP (intellectual property) besar milik Warner Bros, termasuk serial-serial legendaris seperti The Big Bang Theory, The Sopranos, Game of Thrones, hingga DC Universe.
Konten populer tersebut akan menjadi pelengkap bagi deretan tayangan unggulan Netflix seperti Wednesday, Bridgerton, dan Money Heist, sehingga perusahaan percaya kombinasi katalog ini dapat memperluas pengalaman menonton pelanggan.
Dalam pernyataannya, Netflix menulis, "Akuisisi ini menyatukan dua pionir bisnis hiburan, menggabungkan inovasi Netflix, jangkauan global, dan layanan streaming terbaik di kelasnya.
Dengan warisan kelas dunia Warner Bross. yang berabad-abad unggul dalam menyajikan cerita," Sabtu (6/12/2025).
Netflix menjelaskan bahwa transaksi ini akan dituntaskan setelah proses pemisahan divisi Global Warner Bros.
Discovery selesai. Target penyelesaian ditetapkan pada kuartal ketiga 2026.
Rincian struktur transaksi juga dipaparkan: setiap pemegang saham Warner Bros akan menerima US$23,25 dalam bentuk tunai dan US$4,50 dalam bentuk saham Netflix, sehingga nilainya tetap sesuai dengan angka US$27,75 per saham.
Warner Bros sendiri sebelumnya telah mengumumkan rencana pemisahan divisi Streaming & Studio dan Global Networks sebagai bagian dari restrukturisasi besar menjelang akuisisi.
Divisi Global Networks yang berdiri sebagai perusahaan publik terpisah akan memegang berbagai jaringan hiburan, olahraga, dan berita terkemuka, seperti CNN, TNT Sports di AS, serta Discovery.
Netflix menyampaikan, "Perusahaan publik yang baru dipisahkan ini, yang memegang divisi Global Networks. Akan mencakup merek-merek televisi hiburan, olahraga, dan berita terkemuka di seluruh dunia, termasuk CNN, TNT Sports di AS, dan Discovery."
Dewan direksi Netflix dan Warner Bros dilaporkan telah memberikan persetujuan bulat terhadap kesepakatan ini.
Meski demikian, transaksi masih harus melalui proses perizinan regulator serta persetujuan pemegang saham, dengan estimasi waktu penyelesaian antara 12 hingga 18 bulan, sesuai standar transaksi korporasi skala besar.
Co-CEO Netflix, Ted Sarandos, menegaskan bahwa integrasi konten dari dua perusahaan akan membuka peluang besar bagi pengembangan portofolio global.
"Bersama-sama, kami dapat memberikan lebih banyak hal yang mereka sukai kepada penonton dan membantu mendefinisikan abad penceritaan berikutnya," ujarnya.
Senada dengan itu, Presiden dan CEO Warner Bros, David Zaslav, menyampaikan optimisme terhadap kerja sama ini.
"Dengan berkolaborasi bersama Netflix, kami akan memastikan orang-orang di mana pun akan terus menikmati kisah-kisah paling berkesan di dunia untuk generasi mendatang," kata Zaslav dalam rilis tersebut.
Akuisisi ini dipandang sebagai langkah monumental yang tidak hanya mengubah arah bisnis kedua perusahaan, tetapi juga berpotensi mengubah lanskap industri hiburan global untuk tahun-tahun mendatang.
[Redaktur: Ajat Sudrajat]