WahanaNews.co | Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir, membuka secara resmi
Rakernas Lazismu secara virtual, Jumat (4/12/2020).
Dalam kesempatan itu, dia berpesan supaya Lembaga Amil Zakat (LAZ) seperti Lazismu bisa mempertemukan antara si kaya
dengan si miskin. Selain itu, bisa mengatasi persoalan ketidakadilan
sosial ekonomi.
Baca Juga:
Izin Tambang Jokowi, Ditolak Keras Angkatan Muda Muhammadiyah Trenggalek
Haedar mengatakan, Lazismu sebagai
bagian dari Muhammadiyah harus bisa membawa gerakan baru, yaitu mempertemukan dua potensi besar. Potensi dari kelompok masyarakat kaya dengan masyarakat miskin atau
dhuafa.
"Yang miskin bisa didorong supaya
mandiri," katanya.
Kemudian memiliki semangat hidup
bermartabat dan lebih memiliki makna dalam hidupnya. Kemudian kepada si kaya
untuk diingatkan jangan rakus.
Baca Juga:
'Jatah' IUPK Tambang dari Jokowi Diterima Muhammadiyah, Ini Kata Kementerian ESDM
"Tidak merusak alam dan tidak
mementingkan diri sendiri," katanya.
Kelompok masyarakat kaya itu didorong
supaya mau berbagi lewat gerakan zakat, infak, dan sedekah (ZIS).
Haedar juga berpesan jangan sampai si
kaya itu membayar ZIS seperti membuang barang ke tempat tidak berguna. Tetapi
disadarkan supaya membayar ZIS dengan penuh kesyukuran.
"Bahwa dia hanya dilewati rezeki oleh
Allah," jelasnya.
Haedar juga mengingatkan, dana zakat memiliki potensi besar. Di antaranya
adalah memutus rantai kesenjangan atau ketidakadilan.
Baginya, kondisi
kesenjangan itu rawan memicu konflik sosial, ekonomi, dan politik.
Dia juga berharap negara dengan segala
kewenangannya ikut terlibat.
Ketua Badan Pengurus Lazismu Pusat,
Hilman Latief, mengatakan, ke depan, mereka ingin amil Lazismu lebih bergairah.
"Skillfull,
memiliki visi, dan kemampuan manajerial yang baik," katanya. "Ketika semua itu tercapai, baru bicara soal keberhasilan lembaga." [yhr]