Sedangkan 7 anak yang masih kecil-kecil setiap hari tinggal bersama Cahyo dan Wiwin. Mereka tidur di kolong meja angkringan.
"Sesekali 2 anak yang tinggal bersama neneknya juga datang, tapi yang pasti tidur bersama kami di sini setiap malam ya 7 anak itu," ujar Wiwin.
Baca Juga:
Empat Korban Jiwa Akibat Kebakaran di Warung di Kabanjahe, Tim Puslabfor Polda Sumut Selidiki Penyebabnya
Selama tinggal di lokasi jualan, untuk kebutuhan mandi dan kakus mereka harus ke SPBU yang berjarak sekitar 200 meter dari warungnya.
"Untuk kesehariannya seperti mandi, mencuci saya harus ke SPBU yang dekat dari sini," ujarnya.
Penghasilan Cahyo dan Wiwin pun tak menentu. Jika beruntung mereka bisa mengantongi penghasilan kotor mencapai Rp 500 ribu sehari.
Baca Juga:
Dukung Usaha Warga Binaan, Serda Erwan Hutagalung Bantu Dirikan Tenda Warung
"Kalau penghasilan bersih paling hanya Rp 100.000, tapi tetap kami syukuri," timpal sang istri.
Kadus di Batang Gantung Diri, Tinggalkan Wasiat Hamburkan Dana PKH
Tak hanya menjadi keluarga miskin, beberapa anak-anak Cahyo dan Wiwin juga putus sekolah. Anak tertua yang tinggal bersama mereka di warung hik, Kiki (18) baru saja di PHK dari salah satu toko roti tempatnya bekerja.