WahanaNews.co | Musim liburan Natal dan tahun baru semestinya jadi momen membahagiakan untuk dirayakan bareng teman dan keluarga.
Namun, tak sedikit pula yang merasa bahwa musim liburan Natal dan tahun baru justru mendatangkan rasa kecemasan dan stres, terutama bagi mereka yang memiliki generalized anxiety disorder (GAD).
Baca Juga:
5 Alasan Psikologis yang Memicu Perasaan Insecure
Dikutip dari Very Well Mind, generalized anxiety disorder bisa diartikan sebagai perasaan khawatir dan cemas berlebihan, yang tidak akan dialami oleh orang lain.
Misalnya, meski wajar untuk merasa cemas saat bepergian jauh di saat berlibur, jika kita menjadi khawatir berlebihan atau sulit tidur berhari-hari karenanya, kemungkinan GAD-lah yang jadi penyebabnya.
GAD pun bisa menyebabkan masalah lebih besar saat liburan jika ekspetasi yang diharapan tidak sesuai dengan kenyataan, yang dapat berujung dengan merasa depresi atau kecemasan berlebih.
Baca Juga:
Gejala dan Pemicu Leher Kaku
Jadi, langkah pertama untuk mengatasi kecemasan saat liburan adalah dengan mengatakan pada diri sendiri bahwa kita tidak memiliki ekspetasi apa pun.
Selain itu, ada delapan tips untuk mengatasi kecemasan saat liburan meski memiliki GAD. Berikut tipsnya.
Buat semuanya sederhana
Pertama, ingatlah bahwa momen liburan bukan berarti kita harus memasak makanan mewah untuk para tamu atau memberi hadiah mahal.
Kita hanya perlu membuat semuanya terasa sederhana, seperti memasak seadanya atau memberi kartu ucapan sederhana bagi teman dan kerabat.
Intinya, buat diri nyaman dan menetapkan mindset bahwa kita tidak perlu melakukan semua hal yang identik dengan liburan.
Prioritaskan kesehatan
Meski terkadang musim liburan membuat kita lupa menjaga kesehatan, ingatlah bahwa menjaga kesehatan diri sendiri dapat mengurangi kecemasan dan meningkatkan wellbeing.
Jadi, pastikan untuk makan makanan sehat, berolahraga, tidur yang cukup, dan kurangi meminum alkohol yang dapat memperparah gejala kecemasan.
Buat jadwal untuk “khawatir”
Kita juga bisa lho menyisihkan waktu untuk khawatir dan cemas akan sesuatu.
Caranya, tulis apa saja yang kita khawatirkan selama seharian penuh, dan sisihkan waktu tertentu untuk mengatasinya.
Jika memiliki solusi, tulis juga solusi tersebut.
Buat “me time”
Buat jadwal untuk bersantai, meski itu hanya sebentar saja.
Misalnya, dengan melakukan meditasi atau yoga, atau sekadar memcari tempat sepi untuk menikmati secangkir teh chamomile dan menyalakankan lilin aroma terapi.
Menulis jurnal atau membaca buku favorit pun bisa membantu.
Intinya, pilihlah aktivitas yang akan membuat pikiran dan tubuh kita lebih tenang.
Buat rencana
Cari apa yang menyebabkan kecemasan kita timbul, lalu cari cara cara untuk menghindarinya.
Misalnya, jika khawatir takut menghabiskan uang berlebih saat berlibur, buat rencana budgeting sesegera mungkin.
Lalu jika masalahnya ada karena merasa tidak nyaman dengan situasi sosial, carilah teman yang mendatangi acara yang sama.
Ingat, semakin banyak waktu yang kita siapkan untuk mempersiapkan suatu kegiatan, kecemasan dan rasa kewalahan pun akan semakin berkurang.
Berani mengatakan “tidak”
Kita bisa lho menolak untuk melakukan sesuatu yang tidak ingin kita lakukan.
Namun jika diundang untuk mendatangi sebuah acara yang tidak bisa ditolak, kita bisa mendatanginya selama beberapa saat hanya untuk “setor muka” lalu pulang.
Tentu, tidak ada aturan yang mengatakan bahwa kita harus menghadiri acara itu sepanjang malam.
Jadi, yang terpenting adalah tetap sopan, namun tetap membuat diri nyaman.
Buat “action plan”
Kita tetap perlu menyusun rencana jika hal yang tidak diinginkan terjadi saat musim liburan.
Jadi, tentukan bagaimana respons kita jika kecemasan menyerang.
Misalnya, dengan mempelajari teknik pengurangan kecemasan atau melakukan beberapa hal; tertentu, terlepas dari apa yang kita rasakan.
Cari bantuan
Terakhir, ingatlah bahwa jika merasa melalui musim liburan adalah hal yang sulit, kita bisa mencari bantuan dan dukungan dari teman dan keluarga.
Misalnya, buat sinyal rahasia dengan seseorang yang dekat dengan kita agar dapat membantu jika kita mulai merasa kewalahan.
Meminta pelukan, pemahaman, dukungan, atau apapun yang kita butuhkan juga bukanlah hal yang salah.
Namun jika itu tetap tak bisa membantu, cobalah untuk meminta bantuan tenaga profesional seperti psikolog atau terapis. [rna]