WAHANANEWS.CO, Jakarta - Seorang pemimpin perempuan di sebuah perusahaan di Chongqing, Tiongkok, terlibat hubungan asmara dengan bawahannya yang masih muda dan sudah berkeluarga.
Ia bahkan menggelontorkan dana hingga 3 juta yuan (sekitar Rp7 miliar) agar sang karyawan dapat menceraikan istrinya dan memberikan kompensasi.
Baca Juga:
Aktivitas yang Sebaiknya Dilakukan Usai Putus Cinta
Perempuan tersebut bermarga Zhu, sementara sang karyawan bermarga He.
Setelah He bergabung dengan perusahaan itu, Zhu mulai menunjukkan ketertarikan.
Walau keduanya sama-sama telah menikah, hubungan pribadi tetap terjalin, sebagaimana dilaporkan South China Morning Post (SCMP) pada Selasa (23/9/2025).
Baca Juga:
Unik! Wanita Ini Jatuh Cinta pada Penjambret Ponselnya
Seiring waktu, pasangan itu merancang masa depan bersama, termasuk rencana meninggalkan pasangan resmi mereka.
He sendiri sudah memiliki seorang anak dengan istrinya, Chen.
Untuk memuluskan langkahnya, Zhu memberikan sejumlah besar uang agar He dapat memberikan kompensasi kepada Chen.
Namun, setelah hidup bersama selama satu tahun, hubungan mereka kandas.
Keduanya menyadari tidak cocok dan memutuskan berpisah.
Usai perpisahan itu, Zhu meminta agar He dan Chen mengembalikan dana 3 juta yuan yang telah dikeluarkan.
Penolakan keduanya membuat Zhu menggugat ke pengadilan.
Dalam persidangan tingkat pertama, hakim mengabulkan permintaan Zhu.
Majelis menyatakan uang tersebut melanggar “ketertiban umum dan adat istiadat yang baik,” sehingga dianggap sebagai hadiah yang tidak sah.
He dan Chen pun diperintahkan mengembalikan dana tersebut.
Namun, pasangan itu mengajukan banding.
Pada tingkat lebih tinggi, hakim menilai Zhu tidak bisa membuktikan bahwa uang tersebut diberikan langsung sebagai hadiah untuk Chen.
Sebaliknya, dana itu disebut sebagai biaya perceraian dan tunjangan anak atas nama He. Karena itu, klaim Zhu ditolak.
Pengadilan tingkat banding juga menilai tindakan Zhu tidak pantas, sebab ia sudah secara sadar membantu proses perceraian dengan memberikan dukungan finansial, lalu menuntut uang tersebut kembali.
Kasus seperti ini bukan pertama kali muncul di Tiongkok. Pada 2022, seorang perempuan juga membayar 1,2 juta yuan kepada istri seorang pria menikah sebagai “biaya perceraian.”
Awalnya diterima, tetapi kemudian sang istri menolak melanjutkan proses perceraian.
[Redaktur: Ajat Sudrajat]