WahanaNews.co | Robert Kuokbelum lama ini kembali dinobatkan
sebagai orang terkaya nomor 1 di Malaysia dalam daftar Forbes Billionaire 2021.
Tak tanggung-tanggung,
kekayaan Kuok tercatat mencapai US$ 11,8
miliar atau sekitar Rp
168 triliun (asumsi kurs Rp 14.318 per dolar AS) per 4 Agustus 2021.
Baca Juga:
Harga CPO Naik Signifikan, Dorong Pertumbuhan Ekspor Indonesia
Ini memang bukan kali
pertama Kuok menjadi orang terkaya di Malaysia.
Dikutip dari Forbes, Kuok sudah menempati posisi
orang terkaya nomor 1 di Malaysia lebih dari dua dekade.
Pria berusia 97 tahun
ini pun telah membangun gurita bisnisnya lebih dari setengah abad.
Baca Juga:
Kejagung Geledah Kantor KLHK Terkait Dugaan Korupsi Kelapa Sawit Senilai Ratusan Miliar
Kisah suksesnya berawal
dari kepindahan ayah dan ibu Kuok dari Fujian, China, ke Johor Bahru, Malaysia, pada awal abad ke-20.
Robert merupakan anak
bungsu dari tiga bersaudara yang lahir pada 6 Oktober 1923.
Kuok mengenyam
pendidikan di Raffles Institution.
Dia bahkan pernah
sekelas dengan eks Perdana Menteri Singapura, Lee Kuan Yew.
KesuksesanKuok
dimulai sebagai office boy, sembari
bisnis kecil-kecilan dengan dukungan kerabat.
Setelah lulus sekolah,
Kuok bekerja menjadi juru tulis di Departemen Perdagangan Industri Beras milik
Jepang, yakni Mitsubishi Shoji, pada kurun waktu 1942 hingga 1945.
Setelah itu, Kuok
mendapatkan promosi menjadi Kepala Departemen Perdagangan Beras.
Setelah masa perang
usai, Kuok kembali ke Johor dan membawa ilmu bisnisnya.
Kuok bersama dua kakak
laki-laki dan sepupunya,
Kuok Hock Chin,
mendirikan perusahaan Kuok Brother Sdb Bhd pada 1949.
Saat itu, perusahaan
keluarga tersebut bergerak di bidang perdagangan komoditas pertanian.
Tak cukup satu perusahaan,
selang enam tahun kemudian, Kuok kembali membentuk perusahaan baru, yakni Malayan Sugar Manufacturing, bersama mitra dari Jepang.
Pergerakannya di
industri gula membuat Kuok sempat menguasai 80 persen pasar gula Malaysia
dengan produksi yang mencapai 1,5 juta ton.
Saat itu, jumlah
produksi tersebut mencapai 10 persen total produksi gula dunia.
Dari situlah Kuok
mendapatkan julukan "Raja
Gula Asia".
Selang 20 tahun dari
bisnis pertamanya, Kuok mulai mengepakkan sayap ke lini bisnis lain, yakni perhotelan.
Pada 1971, Kuok
mendirikan hotel Shangri-La untuk pertama kalinya di Singapura.
Hingga 2017, Shangri-La
memiliki 100 hotel dan tersebar di berbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia.
Kuok terus menambah lini
bisnisnya, pada 1993 dia mengakuisisi 34,9 persen saham South China Morning Post dari Murdoch"s
News Corporation.
Namun, bisnis ini telah
Kuoklepas ke Alibaba Group pada 2016 lalu.
Pada 2007, Kuok
menggabungkan bisnis perkebunan, minyak nabati, dan biji-bijian dengan Wilmar International yang didirikan oleh
keponakannya,
dan menjadikannya pengolah minyak sawit terbesar di dunia.
Saat ini, KuokGroup yang sudah berdiri lebih dari 70 tahun
telah memiliki banyak anak usaha atau lini bisnis.
Grup ini memiliki
berbagai lini bisnis dari mulai agribisnis, konsumer, properti, media, bioskop,
environmental engineering, dan lainnya.
Bisnis grup ini pun
tersebar di China, Vietnam, Indonesia, Thailand dan Singapura.
Tak hanya bergerak di
dunia bisnis, Kuok pun memiliki pengaruh dalam dunia politik.
Kuok pernah menjadi
penasihat utama PM Malaysia,
Mahathir Mohamad.
Dia juga berperan dalam
mengatur pertemuan antara pemerintah Malaysia dan China yang mengarah pada
pengakuan diplomatik penuh kedua negara.
Kini, Kuok yang sudah
berusia 97 tahun tinggal di Deep Water Bay, Hong Kong.
Dia pun sempat
menuliskan kisah hidupnya menjadi sebuah buku berjudul Robert Kuok: A Memoir. [qnt]