WAHANANEWS.CO - Rasa gatal pada kulit kerap dianggap sepele, padahal kondisi ini bisa menjadi sinyal awal gangguan kesehatan yang tidak boleh diabaikan.
Kulit yang terus terasa gatal bukan hanya mengganggu kenyamanan, tetapi juga dapat menandakan adanya masalah medis tertentu di dalam tubuh.
Baca Juga:
Dante Saksono Ingatkan Bahaya Obesitas, Bukan Sekadar Masalah Berat Badan
Memahami kulit gatal-gatal tanda penyakit apa menjadi penting agar penanganan yang dilakukan sesuai dengan penyebabnya.
Secara umum, kulit gatal bisa dipicu oleh berbagai faktor ringan seperti kulit kering, reaksi alergi, atau gigitan serangga.
Namun, dalam dunia medis, gatal-gatal dikenal dengan istilah pruritus.
Baca Juga:
Pelayanan Terintegrasi dan Transisi Dipandang Vital Hadapi Populasi Menua
Mengutip Cleveland Clinic, pruritus merupakan sensasi tidak nyaman pada kulit yang mendorong seseorang untuk menggaruk area tersebut.
Meski menggaruk kerap memberikan rasa lega sementara, gatal pada kulit sebaiknya tidak disepelekan jika berlangsung lama dan tak kunjung hilang.
Dalam beberapa kasus, kulit gatal justru menjadi gejala awal dari penyakit tertentu.
Berbagai sumber mencatat ada sejumlah penyakit yang ditandai dengan keluhan gatal berkepanjangan pada kulit.
Salah satunya adalah penyakit hati kronis.
Medical News Today mengutip studi dalam BMC Gastroenterology tahun 2019 yang menyebut kulit gatal sebagai gejala umum pada penderita penyakit hati kronis.
Rasa gatal ini dapat muncul pada penderita penyakit hati berlemak non-alkohol maupun penyakit hati akibat konsumsi alkohol.
Gatal biasanya bermula di telapak tangan dan kaki sebelum menyebar ke bagian tubuh lainnya.
Selain hati, penyakit ginjal kronis juga dapat memicu rasa gatal yang tak kunjung reda.
Penyakit ginjal kronis atau Chronic Kidney Disease sering disertai keluhan gatal yang memengaruhi kualitas hidup penderitanya.
Sebuah studi pada 2020 mencatat gatal pada penderita CKD kerap berkaitan dengan stres, depresi, dan gangguan tidur.
Menurut Kidney Care UK, sekitar setengah dari penderita penyakit ginjal stadium lanjut mengalami keluhan gatal.
Kondisi ini juga banyak dialami oleh pasien yang menjalani terapi dialisis.
Kulit gatal juga dapat berkaitan dengan gangguan pada tulang belakang.
Gatal yang muncul di area punggung bagian tengah atas tanpa disertai ruam bisa menjadi ciri gatal neuropatik.
Gatal jenis ini muncul akibat gangguan fungsi saraf.
Rasa gatal neuropatik tidak akan hilang meski digaruk dan justru dapat semakin intens seiring waktu.
Penyakit autoimun juga termasuk penyebab kulit gatal berkepanjangan.
Sebuah studi dalam Frontiers in Immunology tahun 2019 menyebutkan gatal sebagai gejala umum pada sejumlah penyakit autoimun.
Kondisi tersebut meliputi dermatitis atopik, psoriasis, lupus eritematosus, sindrom Sjögren, hingga vitiligo.
Gatal akibat autoimun umumnya disertai perubahan pada kulit seperti meradang, bersisik, atau melepuh.
Diabetes tipe 2 juga bisa ditandai dengan keluhan gatal pada kulit.
Penelitian pada 2021 menunjukkan sekitar 36 persen penderita diabetes mengalami gatal-gatal.
Kondisi ini biasanya berkaitan dengan kadar gula darah yang tidak terkontrol.
Rasa gatal pada penderita diabetes dapat muncul dari tingkat ringan hingga berat dan sering dirasakan di tubuh maupun kulit kepala.
Sensasi yang dirasakan kerap digambarkan seperti terbakar atau kesemutan.
Dengan demikian, kulit gatal-gatal bisa menjadi tanda berbagai penyakit kronis.
Jika rasa gatal tidak kunjung membaik, pemeriksaan ke dokter sangat dianjurkan untuk mengetahui penyebab pasti dan mendapatkan penanganan yang tepat.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]