"Pendeta, napa kita so tanda tangan surat hibah kita pe tanah for gereja basar (Pendeta, ini saya sudah tanda tangan surat hibah tanah saya untuk gereja besar). Orang Muslim di Arakan menyebut GMIM Efrata Rap-Rap adalah Gereja Basar," sebut Welly.
"Sungguh suatu prinsip hidup yang sangat luar biasa disaat manusia di jagad ini terpolarisasi dengan gaya hidup ‘Sapa Ngana Sapa Kita’," lanjutnya.
Baca Juga:
Jemaat GPIB dan GABK di Cawang Jakarta Timur Bentrok, Ini Pemicunya
"Apa jadinya dengan dunia kita ini, sekiranya semua orang menerapkan teori Darwin, bahwa hanya yang ‘Kuat’ dan yang ‘Licik’ bukan yang ‘Benar’ yang mampu Survive," tandasnya.
"Dan betapa luluh-lantak dunia ini sekiranya seperti kata Nietzhe, ‘Mereka yang kecil dan lemah mesti rela jadi makanan yang besar dan kuat, sebab begitulah ketentuan Hukum Kehidupan’," tulis Welly.
Menurut dia, Pa Ade Robo telah mengajarkan untuk belajar menjadi "Manusia Sesungguhnya".
Baca Juga:
Bapak Bejat yang Menyetubuhi Anak Tirinya Dijemput Polisi di Depan Gereja
"Kerendahan hatinya membuktikan ia sangat mencintai sesama manusia. Pa Ade Robo adalah seorang Muslim taat namun dibalik ketaatannya ia sangat mengenal ajaran Kristus, ‘Kasihilah Sesamamu Manusia’, maklum Pa Ade Robo hidup di lingkaran keluarga Kristiani," tutur Welly.
Dikatakanya, penyerahan tanah itu diserahkan Pa Ade Robo kepada dirinya di hadapan Wakil Bupati Minahasa Selatan, Petra Rembang, di saat GMIM Wilayah Semenanjung Tatapaan merayakan perayaan menyambut Natal 2021.
"Saya sungguh sangat bersyukur atas perjuangan panjang dan melelahkan ini, akhirnya tanah di mana berdirinya Gedung Gereja GMIM Efrata Rap-Rap surat hibah tanahnya telah diserahkan oleh Pa Ade Robo," ungkapnya.