Minimarket inilah yang kemudian menjadi cikal bakal Alfamart.
Untuk menjangkau lebih banyak kalangan menengah ke bawah, mereka membuka Alfa minimart, yang kemudian diganti menjadi Alfamart pada 1994.
Baca Juga:
Kolaborasi PLN, MEBI, dan Alfamart Wujudkan Ekosistem Transportasi Ramah Lingkungan
Sebelumnya, Djoko Susanto memberi nama minimarket tersebut dengan nama Sampoerna Mart, tapi ia kemudian memilih Alfa karena lebih mudah diingat dan dikenal.
Namun, pada 2005, kerjasama antara Djoko Susanto dan Putera Sampoerna berhenti.
Pasalnya, Putera Sampoerna menjual semua perusahaan dan anak perusahaannya, termasuk rokok, kepada Phillip Morris.
Baca Juga:
Alfamart Klaim Program “Satu Telur Sehari” Tekan Prevalensi Stunting Anak, Kini Berlanjut di 25 Kota/kabupaten lainnya
Kemudian, bisnis retail itu pun berada dalam naungan PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk.
Dikutip dari forbes.com, kini usaha Alfamart dijalankan oleh sang anak, Feny dan Budiyano.
Bisnis retail ini juga diperluas ke Filipina dan memiliki lebih dari 1.500 toko di sana.