WahanaNews.co | Sejauh mata memandang, terlihat pasir putih halus membentang lurus melintasi birunya air laut.
Saat berjalan melintasi pasir itu, angin semilir berembus.
Baca Juga:
Selidiki Kecelakaan Speedboat Maut Cagub Malut, 9 Orang Saksi Diperiksa
Aroma khas laut pun masuk ke rongga hidung secara perlahan.
Di ujung jalan, pepohonan rindang menyapa dengan dedaunan yang “menari” diterpa angin.
Tak jarang, beberapa ekor kepiting muncul dan berjalan di halusnya pasir putih.
Baca Juga:
Rumah Keluarga Eks Gubernur Malut Abdul Gani Kasuba Digeldah KPK
Suasana bak surga tersebut dapat ditemui #DiIndonesiaAja, salah satunya di Pulau Morotai, Maluku Utara.
Pesona Pulau Morotai memang tak ada duanya.
Pulau yang terletak di ujung utara Pulau Halmahera, Maluku Utara, tersebut memiliki pemandangan laut yang memesona.
Selain dikaruniai pemandangan alam yang indah, Pulau Morotai juga kaya akan sejarah Perang Dunia II.
Sejarah itu berasal dari masa pendudukan Jepang yang memanfaatkan Pulau Morotai sebagai salah satu markas militer mereka.
Pada 1944-1945, pasukan sekutu Amerika Serikat dan Australia yang dipimpin oleh Jenderal Douglas MacArthur mendarat di ujung barat daya Pulau Morotai dan melancarkan serangan untuk mengambil alih pulau tersebut dari kekuasaan pasukan Jepang.
Peperangan tersebut membuat beberapa pesawat dan kapal tempur kedua pasukan rusak serta jatuh ke perairan Morotai.
Kendaraan perang tersebut tenggelam dan menjadi bangkai di dasar perairan Morotai hingga saat ini.
Bangkai kendaraan tempur yang tersebar di perairan gugusan Kepulauan Morotai tersebut kemudian menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan saat berkunjung ke Morotai.
Pasalnya, bangkai-bangkai kapal dan pesawat perang kini dipenuhi oleh terumbu karang yang berwarna-warni.
Wisatawan yang berkunjung ke surga tropis berjuluk Pulau Tiga Matahari itu pun tak boleh melewatkan kesempatan untuk menyelam dan menikmati pemandangan alam bawah laut yang unik.
Sebagai informasi, Kepulauan Morotai dikelilingi oleh lebih kurang 37 gugusan pulau.
Masing-masing pulau tersebut memiliki keindahan dan keunikan tersendiri.
Hal ini membuat wisatawan memiliki banyak pilihan untuk melakukan island hopping.
Dari ke-37 pulau tersebut, wisatawan bisa menyambangi Pulau Dodola dan Pulau Zum Zum terlebih dahulu.
Bila memiliki banyak waktu, wisatawan bisa menyambangi 25 diving spot yang tersebar di Kepulauan Morotai untuk melihat bangkai kendaraan perang.
Untuk mengetahui keunikan dari tiap destinasi, simak ulasan berikut.
1. Pulau Dodola
Pulau ini menjadi daya tarik utama wisatawan saat berkunjung ke Morotai.
Pulau Dodola terbagi menjadi dua, yakni Dodola Besar dan Dodola Kecil.
Kedua pulau ini pun saling terhubung dengan pasir putih yang membentang lurus.
Bila dilihat dari udara, bentangan pasir putih tersebut tampak seperti jembatan yang membelah lautan.
Wisatawan pun bisa melintasi “jembatan alam” ini saat air sedang surut.
Namun, kegiatan itu tidak disarankan ketika air sedang pasang karena gelombang laut di area itu cukup berbahaya.
Pulau Dodola tak hanya dianugerahi pemandangan pasir putih dan pulau yang indah, panorama bawah lautnya pun tak boleh diabaikan.
Pasalnya, perairan di pulau ini menjadi rumah bagi hiu sirip hitam atau blacktip reef shark.
Sebagai informasi, hiu sirip hitam sering ditemukan di daerah terumbu karang pada kedalaman 2-10 meter.
Hiu ini pun masuk dalam hewan yang dilindungi karena statusnya hampir terancam punah.
Adapun ciri khas utama dari hiu sirip hitam adalah corak warna hitam pada bagian ujung sirip-siripnya.
Corak hitam paling tegas terlihat pada ujung atas sirip punggung pertama.
2. Pulau Zum Zum
Pulau Zum Zum berlokasi cukup dekat dengan Pulau Morotai, yakni hanya berjarak 7 kilometer (km).
Untuk ke pulau ini, wisatawan dapat menggunakan speed boat dengan waktu tempuh hanya berkisar 15 menit.
Saat berkunjung ke Pulau Zum Zum, wisatawan akan melihat Tugu McArthur berdiri gagah di tepi pantai.
Pendirian patung jenderal asal Amerika Serikat ini bukan tanpa alasan.
Masyarakat sekitar ingin mengenang McArthur sebagai jenderal yang memiliki jiwa kepemimpinan tangguh.
Selain bisa mengetahui cerita sejarah panjang di Pulau Zum Zum, wisatawan juga bisa menikmati pemandangan alam bawah laut dengan aktivitas snorkeling.
Sama seperti Pulau Dodola, perairan di Pulau Zum Zum juga menjadi rumah bagi hiu sirip hitam.
Untuk itu, wisatawan harus selalu didampingi oleh pemandu wisata agar bisa menikmati panorama bawah laut dengan aman dan nyaman.
3. 25 Titik Selam
Saat berkunjung ke Morotai, wisatawan yang sudah memiliki sertifikat diving tampaknya wajib melakukan aktivitas selam.
Pasalnya, Pulau Morotai kaya akan destinasi sejarah di bawah laut.
Bahkan, kawasan tersebut memiliki 25 titik selam atau diving spot.
Wawama Diving Center yang terletak di lepas pantai Desa Wawama merupakan yang paling terkenal.
Di sana, wisatawan dapat melihat bangkai pesawat milik Australia bernama Bristol Beufort yang tenggelam di kedalaman 40 meter.
Selain bangkai pesawat, ada pula rongsokan tank yang turut menghiasi perairan bawah laut Wawama.
Selain Wawama, wisatawan juga bisa menyambangi perairan Mira untuk melihat pemandangan terumbu karang yang memenuhi kapal karam, perairan Buho Buho yang memiliki panorama pesawat tempur dihiasi terumbu karang cantik, dan perairan Zum Zum yang menghadirkan bangkai kapal selam milik Jepang.
Saat berkunjung ke Morotai, jangan lupa untuk selalu menerapkan protokol kesehatan (prokes) demi kenyamanan bersama.
Prokes ini terdiri dari mencuci tangan, memakai masker rangkap dua, menjaga jarak minimum satu meter, membatasi mobilitas, menjauhi kerumunan, serta menghindari makan bersama (6M).
Selain itu, pastikan pula kamu telah mengikuti program vaksinasi Covid-19.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno, mengatakan, akselerasi vaksinasi dan penerapan protokol kesehatan berbasis Cleanliness, Health, Safety, dan Environment Sustainability (CHSE) merupakan strategi pariwisata dan ekonomi kreatif (parekraf) yang dapat digalakkan.
“Kunci untuk menghadirkan rasa aman dan nyaman bagi wisatawan sekaligus kebangkitan sektor parekraf adalah program vaksinasi dan prokes. Ini yang akan terus kami galakkan sehingga ketika saatnya tiba, kita siap menyambut wisatawan,” ujar Sandiaga dalam laman Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Selasa (7/9/2021).
Selain itu, jangan lupa pula untuk membeli ragam produk ekonomi kreatif (ekraf) khas Morotai.
Sebagai rekomendasi, wisatawan bisa #BeliKreatifLokal, seperti kue wajik, kue halua kacang, nasi bulu, kerajinan besi putih, anyaman khas Morotai, batik Morotai, dan kopi sibu-sibu.
Sebagai informasi, Kemenparekraf sedang mengadakan Pesona Punya Kuis (Pukis) setiap Selasa di akun Instagram @pesonaid_travel.
Tak ada salahnya untuk mengikuti kuis ini sambil merencanakan liburan ke Kepulauan Morotai.
Kamu akan berkesempatan mendapatkan hadiah total senilai jutaan rupiah untuk 20 orang pemenang.
Caranya mudah, kamu hanya perlu mengikuti akun Instagram @pesonaid_travel.
Lalu, like postingan Pukis terbaru dan jawab pertanyaan di kolom komentar.
Jangan lupa mention tiga teman di kolom caption juga untuk menambah peluang menjadi pemenang. [qnt]