WAHANANEWS.co, Jakarta - Cinta adalah perasaan universal yang seringkali digambarkan begitu indah dan penuh kebahagiaan. Namun, tak jarang kita menemukan kisah-kisah di mana cinta justru berubah menjadi luka yang mendalam.							
						
							
							
								Kekerasan emosional, sebuah bentuk penyiksaan yang tak kasat mata, seringkali menyelinap dalam hubungan dan merusak ikatan yang seharusnya penuh kasih sayang.							
						
							
								
									
									
										Baca Juga:
										Suka Nyinyir di Media Sosial, Bisa Jadi Tanda Gangguan Jiwa?
									
									
										
											
										
									
								
							
							
								Lantas, bagaimana kita bisa membedakan antara cinta sejati dan luka yang disamarkan sebagai kasih sayang?							
						
							
							
								Artikel ini akan mengajak Anda untuk memahami tanda-tanda kekerasan emosional dalam hubungan, agar Anda dapat mengenali dan melindungi diri dari hubungan yang tidak sehat.							
						
							
							
								1. Manipulasi Emosional 							
						
							
								
									
									
										Baca Juga:
										Tetap Berteman dengan Mantan? Awas, Bisa Jadi Tanda Psikopat!
									
									
										
									
								
							
							
								Pasangan yang sering memanipulasi perasaanmu untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan atau membuatmu merasa bersalah. 							
						
							
							
								Misalnya, mereka mungkin mengatakan, "Kalau kamu benar-benar mencintaiku, kamu akan melakukan ini untukku," atau "Kamu tidak peduli pada aku jika kamu tidak mau melakukan ini."							
						
							
							
								2. Merendahkan dan Menghina 							
						
							
								
							
							
								Seringkali membuat komentar merendahkan, menghina, atau menyindir yang bertujuan untuk merusak harga dirimu. 							
						
							
							
								Ini bisa berupa ejekan terhadap penampilan, kemampuan, atau kepribadianmu, seperti "Kamu tidak pernah bisa melakukan apa-apa dengan benar" atau "Kamu sangat bodoh."							
						
							
							
								3. Kontrol dan Isolasi 							
						
							
								
							
							
								Mengendalikan siapa yang boleh kamu temui, ke mana kamu boleh pergi, atau apa yang boleh kamu lakukan.							
						
							
							
								Mereka mungkin juga mencoba mengisolasi kamu dari teman dan keluarga dengan mengatakan hal-hal negatif tentang mereka atau membuatmu merasa bersalah jika ingin menghabiskan waktu dengan orang lain.							
						
							
							
								4. Gaslighting 							
						
							
								
							
							
								Membuatmu meragukan kenyataan atau ingatanmu sendiri. Mereka mungkin menyangkal hal-hal yang jelas-jelas mereka lakukan atau katakan, atau mengklaim bahwa kamu berlebihan atau terlalu sensitif. 							
						
							
							
								Contohnya, mereka mungkin berkata, "Kamu membayangkan semuanya" atau "Kamu hanya paranoid."							
						
							
							
								5. Mengabaikan dan Memberikan Hukuman Dingin 							
						
							
								
							
							
								Sering mengabaikan atau memberimu perlakuan dingin sebagai bentuk hukuman. 							
						
							
							
								Mereka mungkin berhenti berbicara denganmu, menarik diri secara emosional, atau menolak memberi perhatian sebagai cara untuk menghukummu dan membuatmu merasa tidak berarti.							
						
							
							
								6. Ancaman dan Intimidasi 							
						
							
								
							
							
								Menggunakan ancaman untuk menakut-nakuti atau mengendalikanmu. Ini bisa berupa ancaman untuk meninggalkanmu, menyakitimu, atau merusak sesuatu yang kamu pedulikan. 							
						
							
							
								Mereka mungkin berkata, "Kalau kamu meninggalkanku, aku akan menyakiti diriku sendiri," atau "Kalau kamu tidak melakukan ini, aku akan membuat hidupmu sengsara."							
						
							
							
								Kekerasan emosional bisa sangat merusak, bahkan lebih daripada kekerasan fisik, karena dampaknya pada kesehatan mental dan emosional seringkali berlangsung lama. 							
						
							
								
							
							
								Jika kamu merasa mengalami kekerasan emosional, penting untuk mencari bantuan dan dukungan dari teman, keluarga, atau profesional.							
						
							
							
								[Redaktur: Rimma Patria]