WahanaNews.co | Hingga kini masih banyak wanita yang menjadi korban perdagangan. Salah satunya seorang wanita asal salah satu kecamatan di Kabupaten Sukabumi. Ia diduga menjadi korban perdagangan manusia.
Ia menyebut posisinya kini berada di pedalaman Papua. Selain itu, ada salah seorang korban berusia dewasa, ibu satu anak berstatus orang tua tunggal.
Baca Juga:
Pasutri WNA Australia di Balu Terlibat Bisnis Prostitusi Jadi Tersangka
Ia mengaku menyesal mengikuti ajakan salah seorang kenalannya karena dijanjikan bekerja layak di tempat hiburan di daerah Papua.
Korban sebut saja Melati (bukan nama sebenarnya) menyebut satu persatu temannya yang berangkat dari daerah asalnya di Sukabumi. Usia mereka ada yang masih belia, 15 tahun.
"Yang di bawah umur ini usianya 15 tahun, yang membawa saya dari kampung tetap ngotot harus dibawa ke sini (Papua). Dibuatin KTP dan KK palsu, tahun lahirnya diganti jadi 2004," tutur Melati, Selasa (15/2/2002).
Baca Juga:
Polisi Gerebek Prostitusi Online di Aceh, 3 Pasangan Tak Sah Ditangkap
Nyaris seluruh identitas mereka selama di Papua dikatakan Melati sengaja dipalsukan hanya nama mereka saja yang tidak dirubah. "Ada alamat yang bukan sebenarnya di atas KTP, saya juga kurang tahu maksudnya," imbuh dia.
Melati mengatakan ia sudah pernah melaporkan soal temannya yang berusia masih di bawah umur di Papua. Saat itu ada pemeriksaan soal pekerja di bawah umur oleh pihak berwenang.
"Di sini sempat ada pemeriksaan katanya yang di bawah umur harus dipulangin. Kita cerita kronologi kita pertama sampai disini, dia hanya bilang ia nanti saya urus tapi sampai sekarang enggak ada. Terakhir saya lapor itu dua minggu yang lalu," tuturnya.
Dipaksa Layani Syahwat Tamu yang Mabuk
Selain menemani tamu yang datang ke tempat hiburan, ia dan tiga temannya juga tidak kuasa menolak permintaan untuk melayani nafsu syahwat tamu-tamunya itu.
"Saya dipekerjakan disini tidak ada liburnya, malam ini juga kerja tiap malam. Di tempat karaoke ada kamar-kamarnya harus juga melayani tamu, kadang sudah tidur jam tiga pagi dibangunin dibukain pintu oleh bosnya. Kadang kondisi mabuk (tamu), kita dipaksa melayani," lirihnya.
Diberitakan, empat orang perempuan asal Sukabumi, Jawa Barat diduga menjadi korban perdagangan manusia. Mereka dijanjikan bekerja layak di tempat hiburan di daerah Papua, namun malah diminta melayani pria hidung belang.
Empat korban yang terdiri dari dua remaja, satu orang dewasa dan satu anak berusia 15 tahun terjebak lingkaran bisnis dunia malam di Papua. Mereka berharap bisa kembali pulang dan berkumpul bersama keluarganya.
"Saya minta tolong, saya korban dan saya mau minta tolong karena sudah saya lapor di kepolisian sini laporan saya tidak ada yang gubris," kata salah seorang korban melalui aplikasi perpesanan, Selasa (15/2/2022). [bay]