WahanaNews.co | Monumen Nasional alias Monas menjadi salah satu ikon kebanggaan Indonesia yang terletak di jantung Kota Jakarta.
Tapi, tahukah
Anda, ada emas seberat
50 kg di pucuk Monas?
Baca Juga:
100.000 Prajurit Dilibatkan dalam Peringatan HUT ke-79 TNI di Monas
Tugu Monas memiliki banyak cerita
menarik dalam proses pembangunannya. Mulai dari pemasangan tiang pancang sampai
pemasangan emas.
Siapa ya orang yang menyumbangkan emas
di Monas?
Sejarawan yang juga Ketua Komunitas
Historia Indonesia, Asep Kambali,
mengungkapkan, memang belum ada literatur pasti
terkait siapa penyumbang emas untuk Monas.
Baca Juga:
PLN Kawal Pasokan Listrik Persiapan HUT TNI ke-79 di Monas
Namun, Muhammad
Teuku Markam menjadi salah satu orang yang disebut-sebut
menyumbangkan emas hingga 28 kilogram.
"Salah satu sumbangan yang paling
besar dan berupa emas, adalah Muhammad Markam yang
memberikan. Pak Markam dari Aceh kurang lebih menyumbangkan 28 kilogram ke
Bung Karno," kata dia, saat dihubungi wartawan, pekan lalu.
Namun, dari
jumlah sumbangan tersebut, belum ditemukan rincian seberapa
banyak emas yang digunakan untuk Tugu Monas.
"Apakah semua dijadikan api Monas
atau tidak. Karena, ada yang menyebutkan juga jika
uangnya untuk dibelikan pesawat," jelas dia.
Menurut dokumen yang bisa dilansir
dari situs Perpustakaan PU, Tugu Monas:
Laporan Pembangunan, yang diterbitkan 17 Agustus 1968, dituliskan lidah api
di atas tugu Monas berbentuk kerucut setinggi 14 meter, dibuat dari perunggu
seberat 14,5 ton yang terdiri dari 77 bagian yang disatukan, kemudian dilapis
emas murni seberat lebih kurang 35 kg.
Tidak disebutkan dari mana emas itu
berasal.
Kemudian, demi
merayakan ulang tahun emas Republik Indonesia pada 1995, pemerintah saat itu
menambah jumlah emas agar genap 50 kilogram.
Kasubbag TU UPK Monas, Endrati Fariani, mengungkapkan, hingga
saat ini memang belum bisa dipastikan terkait siapa saja yang menyumbang untuk
pembangunan Monas.
Saat ini, pengelola
Monumen Nasional mengelola 2 situs atau kawasan cagar budaya, yaitu Kawasan
Monumen Nasional dan Monumen Proklamator.
Pembangunan kedua monumen tersebut
bertujuan untuk mengenang dan mengabadikan kebesaran perjuangan Kemerdekaan
Bangsa. [qnt]