Sedangkan di bidang pendidikan, Moestopo menggagas berdirinya Dr. Moestopo Dental College pada 1958 yang kemudian berkembang menjadi perguruan tinggi yang diberi nama Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) pada 1961. Saat ini, Universitas Moestopo telah menjelma menjadi salah satu universitas swasta bergengsi di Indonesia dengan Akreditasi A di hampir semua fakultasnya.
Di luar ketiga bidang tadi, Moestopo juga sempat mencicipi karir sebagai Anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS) dan mendirikan lembaga Pusat Perdamaian Dunia Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.
Baca Juga:
Wali Kota Harap PTKU Kota Binjai Dapat Membantu Pembangunan Kota Binjai
"Kita harus mengenang betul perjuangannya Pak Moestopo. Jangan sampai dilupakan," cetus Prof. Paiman di Kediri, Sabtu (18/6/2022).
Ketika menghembuskan napas terakhir pada 29 September 1986, Moestopo tercatat memiliki 18 gelar. Hal ini membuatnya bisa dibilang sebagai tentara dengan gelar terbanyak di Indonesia.
Karena itulah, untuk menghargai setiap jasanya, pada tanggal 9 November 2007, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memberi gelar Pahlawan Nasional Indonesia kepada Moestopo yang didasarkan pada Keputusan Presiden No. 66/2007 TK.
Baca Juga:
Soal Ijazah Alumni UNIAS Ditahan, LLDikti Sumut Sebut Setiap Kampus Ada Aturannya
Prof. Paiman datang secara khusus ke Surabaya dan Kediri untuk melakukan napak tilas tempat kelahiran Moestopo dan berziarah ke makan keluarga Moestopo.
Pada kesempatan tersebut, Prof. Paiman juga akan menghadiri acara 'Moestopo Bersholawat' yang digelar keluarga besar Moestopo, Pemerintah Kediri dan Kodim 0809 Kediri bersama dengan ribuan masyarakat demi mengenang jasa-jasa Moestopo.
“Ini juga menjadi sebuah ajang silaturahmi Keluarga Moestopo dengan Pemerintah Daerah dan Dandim di Kediri, dan juga dengan masyarakat.”