WahanaNews.co | Menjelang misi ke bulan, NASA belum menemukan cara yang paling pas untuk menopang kehidupan, terutama makanan bergizi bagi astronot.
Untuk memenuhi kebutuhan ini, NASA menawarkan hadiah hingga USD1 juta atau setara Rp14,3 miliar bagi yang punya solusi masalah ini.
Baca Juga:
Berbagai Perlombaan Meriahkan HUT RI Ke-79 di Meranti Makmur
Dilansir Express, Rabu (26/1/2022), Badan Antariksa Kanada dan NASA telah menyiapkan hadiah besar bagi orang-orang atau lembaga yang mengetahui cara memberi makan astronot makanan bergizi di luar angkasa selama misi beberapa tahun.
Menurut situs web mereka: “Misi awal bulan akan dimulai dengan menggunakan sistem makanan yang dikemas serupa dengan yang digunakan di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) hari ini."
Namun memperpanjang durasi misi bulan membutuhkan pengurangan ketergantungan pasokan di Bumi sampai sistem makanan siap.
Baca Juga:
Rayakan HUT Kemerdekaan RI Ke-79, Kemenag Jabar Gelar Berbagai Lomba
“Menguji sistem berkelanjutan di bulan yang memenuhi kebutuhan kru adalah langkah mendasar untuk keberlanjutan misi di Mars," kata
NASA.
Selain ambisi antarbintang, proyek ini juga akan mengatasi kerawanan pangan, masalah kronis yang mempengaruhi sebagian besar Bumi.
NASA telah lama bergulat dengan masalah makanan dalam ekspedisi luar angkasa multi-tahun. Karena makanan kehilangan nilai gizinya dari waktu ke waktu, makanan kemasan yang khas tidak akan cukup.
Jim Reuter, administrator asosiasi untuk Direktorat Misi Teknologi Luar Angkasa NASA mengatakan, memberi makan astronot dalam waktu lama dalam batasan perjalanan ruang angkasa akan membutuhkan solusi inovatif.
"Menembus batas-batas teknologi pangan akan membuat penjelajah masa depan tetap sehat dan bahkan dapat membantu memberi makan orang-orang di sini di rumah," katanya.
NASA percaya bahwa solusi yang diidentifikasi melalui tantangan ini dapat mendukung sistem pangan di lingkungan yang keras di wilayah Arktik, dan juga mendukung produksi pangan yang lebih besar di lingkungan lain yang lebih ringan.
Ini termasuk pusat kota besar di mana pertanian vertikal, pertanian perkotaan dan teknik produksi pangan baru lainnya dapat memainkan peran yang lebih signifikan.
Tim dari seluruh dunia dapat mendaftarkan diri ke kompetisi ini yang batas waktunya adalah 28 Februari 2022.
Selama tahap pertama kompetisi pada Oktober 2021, 18 tim memenangkan total USD450.000 atau setara Rp6,4 miliar untuk mengembangkan teknologi produksi pangan inovatif yang menghasilkan makanan yang aman, enak, berkualitas tinggi, dan bergizi.
Beberapa tim mengusulkan teknologi yang membuat produk makanan siap saji, sementara beberapa adalah roti dan bubuk dehidrasi.
Beberapa tim bahkan menghasilkan ide-ide inovatif seperti tanaman budidaya, jamur, atau makanan rekayasa seperti daging budidaya. [qnt]