Kemunculan kijing di perairan WGM saat kemarau seperti ini membuktikan jika dulu perairan WGM adalah permukiman warga. WGM dibangun pada 1978 dan mulai dioperasikan 1980. Pada saat itu sekitar 41.000 warga yang tinggal di 45 desa di enam kecamatan di Wonogiri harus dipindah atau transmigrasi.
"Ya seperti itu. Kalau kemarau muncul (makam), hujan (musim) nggak kelihatan. Mulai surut sejak Agustus sampai sekarang ini (semakin surut)," kata Camat Wuryantoro Seomardjono Fadjari kepada wartawan, hari ini.
Baca Juga:
Banjir Rob Parah di Labuhanbatu Utara: Ribuan Rumah dan Lahan Terendam
Ia mengatakan makam yang terlihat di perairan WGM itu merupakan makam warga sebelum ada proyek pembangunan WGM. Makam itu saat ini masuk di wilayah Lingkungan Jaban Kelurahan Wuryantoro.
"Dulu ada informasi (sebelum ada WGM) makam itu masuk wilayah Gumiwang Kidul. Memang saat itu termasuk rumah dan kuburan kena proyek WGM," ungkap dia.
Fadjari menuturkan selain di lingkungan Jaban, kompleks makam yang muncul saat air waduk menyusut juga terjadi di Desa Sumberejo. Namun saat ini akses menuju ke sana belum bisa karena air waduk belum surut total.
Baca Juga:
Distan Banten Siapkan 1.012 Pompa Air Antisipasi Dampak Perubahan Iklim
"Saat seperti ini tidak ada yang nyekar (ziarah). Karena sudah lama, dulu (warga setempat) sudah transmigrasi ke Lampung, Sitiung (Sumatera Barat)," kata Fadjari.
[Redaktur: Sandy/Detik]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.