WahanaNews.co | Lakshmi Narayan Mittal merupakan pria kelahiran India yang kini
menjadi orang kaya di dunia karena komoditas baja.
Kekayaan yang diperolehnya itu, salah satunya, ternyata dimulai
dari Indonesia.
Baca Juga:
Sosok Sheikh Hasina, PM Bangladesh Kabur ke India yang Mundur-Kabur karena Demo
Berdasarkan Forbes, Lakshmi Mittal
dinobatkan sebagai orang terkaya nomor 91 di dunia, dengan
harta US$ 11,1 miliar. Dia juga dinobatkan sebagai orang paling kaya ke-9 di tanah India.
Lakshmi Mittal lahir pada 15 Juni 1950
di Churu, Rajasthan, India. Selagi kecil, Mittal besar di rumah
kakeknya.
Setelah mengecap pendidikan SMA,
dirinya pindah bersama orangtuanya ke Calcutta, lantaran
perusahaan baja rintisan ayahnya menjadi mitra sebuah perusahaan besar.
Baca Juga:
PM Bangladesh Undur Diri, Hasina Mengungsi ke India
Berbekal ijazah bisnis dan akuntansi
dari St. Xavier College di Calcutta, pada tahun 1976 Mitta mendirikan
perusahaan di Indonesia, tepatnya di Surabaya.
Hal ini dilakukan demi menjalankan
tugasnya sebagai divisi internasional di perusahaan baja keluarganya.
Perusahaan baja yang didirikannya ini
adalah PT Ispat Indo. Perusahaan yang didirikannya ini memproduksi berbagai
jenis billet, batang kawat, dan batangan karbon rendah dan tinggi.
Dari sini, Mittal mengubah perusahaan
keluarganya menjadi raksasa global yang menjangkau 14 negara dan berhasil
mempekerjakan 150.000 orang.
Dengan kerja kerasnya juga dirinya
berhasil mempelopori pengembangan pabrik mini terintegrasi dan penggunaan Direct Reduced Iron (DRI) sebagai pengganti besi tua yang
menjadi bahan dasar pembuatan baja, serta mampu berkonsolidasi dengan industri
baja global.
Terbukti, pada
2004, Mittal Steel menjadi pembuat baja terbesar di dunia dengan pengiriman
produksi sebanyak 42,1 juta ton baja dan mampu membukukan keuntungan lebih dari
US$ 22 miliar.
Lakshmi Mittal kini tercatat sebagai
CEO Arcelor Mittal dan menjabat sebagai direktur non-eksekutif
di beberapa perusahaan, seperti Goldman Sachs, EADS, dan ICICI Bank.
Mittal juga dilaporkan terus melakukan
akusisi kepada beberapa perusahaan baja di dunia, seperti
Ilva, yang merupakan perusahaan baja asal Italia.
Lewat Arcelor, Mittal
menawarkan dana US$ 2,1 miliar, dan juga
mengakuisisi Essar Steel sebesar US$ 5,9 miliar. Proses akuisisi tersebut dilakukan
pada tahun 2018.
Kekayaan Mittal akan terus bertambah
seiring grup perusahaannya melakukan diversifikasi bisnis ke perkapalan, batu
bara, listrik, dan minyak.
Mittal dikenal banyak orang karena
keberhasilan mengubah perusahaan sakit menjadi emas. [qnt]