WahanaNews.co | Direktur Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Brigjen Ahmad Nurwahid angkat bicara soal pria penendang sesajen di area bencana Gunung Semeru.
Menurutnya apa yang dilakukan pria itu sudah tergolong intoleran. Kini, pria yang sempat viral di media sosial itu sudah ditangkap dan ditetapkan sebagai tersangka.
Baca Juga:
Upaya Pencegahan Radikalisme dan Terorisme di Papua Barat Daya, Ini Peran Kesbangpol dan FKPT
"Kalau misalnya ada yang kemarin viral tendang sesajen orang lain, ini sudah intoleran," kata Nurwahid dalam agenda Halaqah Kebangsaan yang digelar MUI disiarkan di kanal YouTube MUI, Rabu (26/1).
Ahmad menjelaskan bahwa sikap intoleran dan merasa eksklusif merupakan salah satu indikator seseorang terpapar paham ekstrem. Menurutnya, mereka yang sudah terpapar ekstremisme cenderung tidak mau menghormati perbedaan yang ada.
Misalnya tidak menyukai budaya atau kearifan lokal seperti sesajen. Mereka, kata Ahmad, cenderung membenci dan mengkafirkan budaya tersebut.
Baca Juga:
Tangkal Paham Radikal dan Teroris, BNPT Bentuk FKPT di Papua Barat Daya
"Karena akar ideologi takfiri yang jiwai terorisme ini kurang piknik. Kelompok radikal yang politisasi agama ini kurang piknik sehingga mereka tak saling mengenal dan tak mau saling menghormati perbedaan," kata dia.
Sebelumnya, tindakan Hadfana Firdaus menendang sesajen viral di media sosial. Dia melakukan itu saat berkunjung ke desa terdampak erupsi Gunung Semeru di Lumajang, Jawa Timur.
Sikap Hadfana itu menjadi perhatian publik. Bupati Lumajang bahkan sampai meminta masyarakat dan aparat untuk mencarinya.
Lalu pada 14 Januari, Polda Jawa Timur menangkap Hadfana di daerah Bantul, Yogyakarta. Dia lalu menjadi tersangka kasus dugaan permusuhan, kebencian, atau penghinaan terhadap suatu atau beberapa golongan rakyat Indonesia. [bay]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.