Dari beberapa penumpang ada yang memilih naik pesawat lagi dengan tujuan ke Bandara Juanda dan naik kereta api. Ada pula yang memilih naik bus.
"Saya sendiri naik bus pulang ke Blora. Yang interogasi saya juga tidak ngomong ke saya kalau para penumpang lainnya tidak bisa terbang," tuturnya.
Baca Juga:
Hujan Petir Bukan Masalah! Begini Cara Pesawat Modern Tetap Aman di Udara
Sudarto mengatakan membuat surat pernyataan yang berisi tentang kelalaian penumpang. Namun dirinya menyanggah, bahwa dirinya sama sekali tidak mengetahui dan tidak sengaja membuka pintu darurat.
"Setelah ditanya-tanya, diinterogasi kurang lebih satu jam lamanya. Dari pihak maskapai hanya diberi sanksi tiket pesawat menuju Blora hangus. Saya juga ditawari mau pulang ke Blora naik apa? Saya jawab naik bus saja lah. Oleh pihak bandara, saya dihubungkan oleh ojek online untuk di antar ke terminal," terangnya.
Sudarto mengaku rencana perjalan naik pesawat pulang ke Blora kemarin bakal jadi pengalaman kedua kalinya naik pesawat.
Baca Juga:
Perjuangan Tekan Harga Tiket Pesawat Diungkap Menhub Budi Karya
"Yang pertama naik pesawat kan hari Jumat waktu berangkat dari Ngloram. Dan yang kedua hari Senin itu, tapi tidak jadi naik pesawat karena ada insiden tersebut," katanya.
Atas kejadian itu, di menyatakan bersedia bertanggungjawab mengganti biaya perjalanan rombongan kades yang harus beralih moda transportasi karena penerbangannya batal.
"Dan secara kesadaran. Saya meminta maaf kepada teman-teman kepala desa yang akhirnya terganggu perjalanan pulangnya. Saya siap mengganti biaya perjalanan pulang yang dikeluarkan secara pribadi oleh kawan-kawan kades. Ini murni kesadaran dari saya," kata Sudarto.