"Temuan kami
menunjukkan bahwa menjaga suhu rata-rata global di tingkat pada tahun 2020 melalui
SAI (stratospheric aerosols injection) akan mengimbangi risiko yang
diproyeksikan terjadi pada akhir abad dari tingkat kekeringan di tingkat Day
Zero sekitar 90 persen," tulis tim peneliti.
Upaya ini bisa dilakukan untuk menjaga risiko kekeringan serupa
dengan tingkat saat ini. Para peneliti menekankan bahwa temuan tersebut tidak
boleh dilihat sebagai alternatif untuk mengurangi emisi gas rumah kaca.
Baca Juga:
Tahun 2024 Indonesia Bakal Alami Hari Tanpa Bayangan, Simak Jadwalnya
Cape Town berada paling dekat dengan kondisi Day Zero pada
tahun 2017. Kala itu kekeringan berlangsung selama satu tahun dalam 384 tahun
membuat kapasitas bendungan air kota di bawah 13 persen.
Selama berminggu-minggu, masyarakat di Cape Town tidak bisa
mendapatkan air melalui keran rumah mereka. Sehingga, mereka membutuhkan
bantuan tentara untuk mendistribusikan kebutuhan air harian.
Tentu saja penelitian ini adalah saran yang cukup gila dan
tantangan tersendiri bagi para ilmuwan. Para ahli sebelumnya telah mengecam
gagasan untuk menyuntikkan gas ke atmosfer untuk mengekang efek pemanasan
global.
Baca Juga:
Matahari Tak Terbenam, 7 Negara Ini Jalani Hari-hari Tanpa Malam
Mereka menyebut langkah tersebut sebagai "gangguan yang
berpotensi membahayakan sistem iklim". Kemudian lewat makalah Desember
2018, kelompok advokasi sains, Climate Analytics, mengatakan penerapan sistem
semacam itu bisa menjadi sumber konflik besar antar negara. [qnt]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.