WahanaNews.co, Jakarta - Sejumlah ahli geologi mengungkap planet yang paling dekat dengan Matahari, Merkurius, ternyata makin mengecil.
Peneliti mengungkap Merkurius makin mendingin dan menyusut selama ribuan tahun, menciptakan bekas luka raksasa di permukaannya (dikenal sebagai lobate scarps) saat permukaan berbatu melengkung akibat penyusutan.
Baca Juga:
BPBD Bogor Keluarkan Surat Edaran Peringatan, 2 Megathrust Bikin Khawatir
Para ahli geologi tidak yakin kapan tepatnya bekas luka ini terbentuk, atau apakah Merkurius masih membuat bekas luka baru, saat ia terus mendingin sampai sekarang.
Penelitian baru yang diterbitkan pada 2 Oktober di jurnal Nature Geoscience melihat lebih dekat bekas luka tersebut, dan menemukan retakan-retakan kecil yang mengindikasikan bahwa bekas luka tersebut pasti telah bergerak dalam 300 juta tahun terakhir.
"Tim kami menemukan tanda-tanda yang jelas bahwa banyak bekas luka terus bergerak dalam waktu geologis baru-baru ini, bahkan jika mereka dimulai miliaran tahun yang lalu," kata David Rothery, ahli geologi dari Universitas Terbuka di Inggris.
Baca Juga:
Komponen Penting Baterai Kendaraan Listrik, Harta Karun Langka RI Incaran Asing
"Ini seperti kerutan yang terbentuk pada apel seiring bertambahnya usia, kecuali bahwa apel menyusut karena mengering," sedangkan Merkurius menyusut karena mendingin, tambah Rothery.
Pandangan baru dari jarak dekat yang diperoleh tim ini dibantu oleh pesawat ruang angkasa Messenger milik NASA, yang mengorbit Merkurius selama lebih dari satu dekade dari tahun 2004 hingga 2015.
Tim menemukan graben, istilah geologi untuk retakan kecil yang sejajar dengan garis patahan, tepat di sebelah bekas luka lobate. Graben terbentuk dari garis patahan yang mencoba membengkokkan sepotong batu yang kaku.