WahanaNews.co | Dalam buku Soekarno, Bapakku, Kawanku, Guruku karya Guntur Soekarno Putra, diceritakan kisah menarik dan humanis dari Bung Karno.
Guntur mendapat cerita itu dari Bung Karno, antara tahun 1967-1968, di Wisma Yaso (sekarang museum Satria Mandala), Jalan Gatot
Subroto, Jakarta Selatan.
Baca Juga:
Peringati Bulan Bung Karno, Kader PDI-Perjuangan Jalan Sehat Bareng Tri Adhianto & Ono Surono
Bung Karno bercerita kepada Guntur
soal Presiden Mesir, Gamal Abdul Nasser.
"Suatu waktu, Bapak ke
Republik Persatuan Arab. Dari airport
Kairo, Bapak bersama rombongan langsung pergi ke penginapan," kisah
Bung Karno.
"Waktu itu, Bapak
betul-betul lelah. Pokoknya, Bapak hari itu mau istirahat total, supaya besoknya, dalam pertemuan dengan Pak Nasser,
Bapak benar-benar segar," sambungnya.
Baca Juga:
Bupati Karo Tinjau Proyek Pelebaran Jalan, Usulkan Pemugaran Akses ke Rumah Pengasingan Bung Karno
Lanjutnya, "Eh
tidak tahunya, datang Sabur,
ketok-ketok kamar Bapak. Langsung ia
Bapak semprot."
"Aku kan sudah bilang, aku mau
istirahat!"
"Ada utusan Presiden Nasser, Pak,"
jawab Sabur, ajudan Bung Karno.
"Dari manaaaa? Persetaaaan!"
"Utusan dari Pak Nasser," kata Sabur.
"Tidaak... perrrdullliii!"
"Ada utusan dari Presiden Nasser...
Pak," ucap Sabur lagi.
"Maneh
gelo! Kunaon teu ngomong ti tadi (Kamu gila, kenapa tidak omong dari tadi).
Siapa utusannya? Di mana dia sekarang?"
"Inii Pak, aya di pengker abdii (ada di belakang saya). Marsekal Abdul Hakim
Amir... Pak," jelas Sabur.
"Wah, Sdr Amir, maafkan keadaan saya. Maklumlah sudah mau tidur."
Marsekal Amir mengambil tempat duduk, dan mulai bicara.
Namun,
pembicaraannya terlalu santun, hanya mengatakan Nasser ingin mengajak Bung
Karno berinspeksi.
Bung Karno memberikan alasan, dia
masih terlalu lelah.
Lalu, mengapa
acara inspeksi ini mendadak, lagi pula dia perlu istirahat.
Marsekal Amir agak kecewa, lalu
meminta kesediaan Bung Karno agar menemani Nasser inspeksi.
Bung Karno pun menolak dengan halus.
"Tetapi, eh
soalnya adalah...." kata Marsekal Hakim.
"Soal apa lagi?"
"Soalnya, Presiden
kami mengundang sahabat beliau, yaitu Presiden Republik Indonesia, untuk menginspeksi para penari perut di seluruh pelosok Kota Kairo. Untuk itu, kami diperintahkan untuk
menyampaikannya pada paduka Yang Mulia."
"Oooh ya? Ho ho ho... Kenapa tak
bilang dari tadi? Sampaikan pada Saudaraku Nasser, bahwa Soekarno dari Indonesia
akan siap dalam 10 menit!" [qnt]