WAHANANEWS.CO, Jakarta - Hotman Paris menanggapi pernyataan Razman Arif Nasution yang menyamakan dirinya dengan Presiden pertama RI, Soekarno. Pengacara kondang itu tak bisa menahan tawa dan menyebut pernyataan Razman sebagai bentuk ketidaktahuan diri.
"Membandingkan diri dengan Soekarno? Razman dibandingkan dengan Soekarno? Itu orang tahu diri nggak sih?" ujar Hotman saat ditemui di kawasan Kapten P. Tendean, Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu.
Baca Juga:
Hendak Mengadu ke Hotman Paris, Istri Korban Penembakan Polisi Dihalangi Oknum Aparat
Tak berhenti di situ, Hotman kembali melontarkan sindiran tajam.
"Eh, botak! Ngaca! Masa dibandingkan sama Soekarno? Si botak, nggak tahu diri," lanjutnya.
Sebelumnya, Razman menyatakan dirinya siap dipenjara dalam kasus dugaan pencemaran nama baik terhadap Hotman Paris. Ia bahkan menyamakan dirinya dengan Bung Karno yang rela dipenjara demi keadilan.
Baca Juga:
Fritz Hutapea Bongkar Alasan Usir Aspri Hotman Paris dari Acara Keluarga
Namun, Hotman yakin tak ada pihak yang mau membela Razman, termasuk Mahkamah Agung (MA).
"Sekarang Mahkamah Agung, hakim, semua sudah mengutuk kelakuan dia. Coba, siapa lagi yang mau jadi klien dia?" tegas Hotman.
Dalam kesempatan yang sama, pengacara berdarah Batak itu juga menertawakan rencana Razman yang mengaku ingin pindah ke luar negeri.
"Dia bilang mau pindah ke luar negeri. Kalau di luar negeri kelakuannya kayak gitu, langsung masuk penjara. Di Singapura, hakim bisa langsung memerintahkan penahanan. Cuma di sini undang-undangnya belum ada," pungkas Hotman.
Sebelumnya, Razman sempat membuat kericuhan di ruang sidang setelah hakim memutuskan persidangan digelar tertutup. Ia tidak terima karena merasa kasusnya bukan perkara pencabulan, melainkan dugaan pencemaran nama baik.
Razman pun menduga ada unsur kesengajaan di balik keputusan tersebut karena kehadiran Hotman Paris sebagai saksi korban.
Razman saat ini berstatus terdakwa dalam kasus pencemaran nama baik yang dilaporkan Hotman Paris pada 2022.
Kasus ini bermula ketika Razman menuding Hotman telah melecehkan Iqlima Kim.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]