WahanaNews.co | Usai
Unta diklaim bisa menyembuhkan Covid-19, Sekelompok peneliti di sebuah
universitas di Bangkok meyakini bahwa darah kadal air alias biawak kaya akan zat
yang dapat mencegah kanker, bakteri, dan kemungkinan virus Covid-19.
Baca Juga:
Penemuan Baru: Kemungkinan Kehidupan Alien di Kutub Utara Merkurius
Prof. Jitkamol Thanasak dari Fakultas Kedokteran Hewan
Universitas Mahidol mengatakan, tim peneliti akan meneliti rahasia sistem
kekebalan kadal air yang kuat agar dapat hidup di air yang terkontaminasi dan
memakan bangkai.
Ia mengatakan, tim peneliti juga sudah mendapat izin dari pemerintah
untuk mengambil sampel darah kadal air untuk penelitian.
Sampel darah digunakan untuk mempelajari karakteristik
protein yang menyusun sistem kekebalan kadal air.
Baca Juga:
Ilmuwan: Februari 2024 Tercatat Sebagai Bulan Terpanas
"Para peneliti telah menemukan bahwa protein dapat
membunuh sel kanker, bakteri dan mungkin dapat mencegah infeksi virus, termasuk
Covid-19, " katanya kepada Nation Thailand.
Tim peneliti berencana untuk mematenkan studi tersebut
setelah penelitian menyeluruh dilakukan.
Mereka diharapkan menyelesaikan studi pendahuluan pada akhir
tahun ini sebelum digunakan untuk menguji tingkat efektivitas terhadap
influenza dan Covid-19.
Seorang ilmuwan Uni Emirat Arab (UEA) memelopori penelitian
tentang kekebalan unta terhadap virus Covid-19. Penelitian ini dipercaya dapat
memberikan jawaban penting tentang cara menangani pandemi global dan merawat
pasien Covid-19.
Dilansir dari Al Arabiya, ahli mikrobiologi veteriner di
Dubai sekaligus Kepala Laboratorium Penelitian Hewan Pusat UEA Ulrich Wernery
dan timnya menyuntikkan sampel mati virus Covid-19 ke unta. Percobaan ini untuk
memeriksa antibodi yang diproduksi oleh hewan gurun tersebut.
Sebelumnya unta diketahui sebagai penyebab sindrom
pernapasan Timur Tengah (MERS), virus corona pendahulu Covid-19. MERS
menyebabkan penyakit pernapasan akut, masalah pencernaan, gagal ginjal hingga
kematian. Namun, penelitian terbaru menunjukkan bahwa unta sebenarnya kebal,
bahkan terhadap virus corona baru.
Kekebalan ini terjadi karena unta tidak memiliki reseptor
virus, sebuah sel inang yang dikenali oleh virus sebagai pintu gerbang untuk
masuk ke dalam sel. Sementara hal ini dimiliki manusia dan hewan lain yang
membuat mereka rentan terhadap Covid-19.
"MERS-CoV, [unta] bisa berlabuh tapi tidak sakit. Dengan
Covid-19 , virus tidak dapat menempel pada sel mukosa unta di saluran
pernapasan karena reseptornya tidak ada atau tumpul," ujarnya.
"Ini membuat semuanya sangat menarik. Selain manusia,
cerpelai dan kucing kecil dan besar, seperti harimau dan singa bisa tertular
Covid-19. Dan dapat menularkan virus ke kucing lain atau ke manusia dan
sebaliknya. Tapi tidak terjadi pada unta," tambahnya. [dhn]