WahanaNews.co | Ketika penakluk Spanyol bernama Hernán Cortés dan anak buahnya tiba di ibu kota Aztec, Tenochtitlán pada tahun 1521, mereka bersaksi telah menyaksikan upacara mengerikan secara langsung.
"Pemimpin ritus Aztec, menggunakan pisau obsidian yang tajam, membelah dada korban dan mempersembahkan jantung mereka yang masih berdetak kepada para dewa," tulis Dave Rose yang terbit di History.
Baca Juga:
Gelombang Panas Ekstrem di Meksiko, 48 Korban Tewas Sejak Maret 2024
Rose menulis dalam sebuah artikel berjudul Human Sacrifice: Why the Aztecs Practiced This Gory Ritual yang dipublikasikan pada 11 Oktober 2018.
Mereka kemudian melemparkan tubuh korban yang sudah tak bernyawa itu menuruni tangga menara Templo Mayor yang menjulang tinggi.
Andrés de Tapia, seorang conquistador, menggambarkan dua menara bundar yang mengapit Templo Mayor yang seluruhnya terbuat dari tengkorak manusia, dan di antara mereka, rak kayu yang menjulang tinggi menampilkan ribuan tengkorak lagi dengan lubang di kedua sisinya untuk memungkinkan tengkorak itu meluncur ke tiang kayu.
Baca Juga:
Sambut Aquabike World Championship, Lembaga Adat dan Budaya Gelar Ritual Batak
Membaca kisah-kisah ini ratusan tahun kemudian, banyak sejarawan kontemporer menolak laporan abad ke-16 sebagai propaganda yang dilebih-lebihkan yang dimaksudkan untuk membenarkan pembunuhan kaisar Aztec Moctezuma, penghancuran Tenochtitlán yang kejam dan perbudakan rakyatnya.
Tetapi, hal mengejutkan terjadi pada tahun 2015 dan 2018, di mana para arkeolog yang bekerja di situs penggalian Templo Mayor di Mexico City menemukan bukti pengorbanan manusia yang meluas di antara suku Aztec.
"Tidak lain mereka menemukan bahwa Templo Mayor adalah menara tengkorak persembahan manusia dan rak tengkorak yang digambarkan oleh para penakluk dalam catatan mereka," imbuhnya.
Sejarawan berkebangsaan Spanyol, Fray Diego de Durán, melaporkan bahwa sekitar 80.400 pria, wanita, dan anak-anak dikorbankan untuk pelantikan di Templo Mayor di bawah pemimpin Aztec sebelumnya.
Menjadi pertanyaan bagi para sejarawan, mengapa mereka melakukan upacara brutal seperti itu? John Verano, seorang profesor antropologi di Universitas Tulane, menjelaskan bahwa praktik tersebut memiliki makna spiritual bagi suku Aztec.
"Itu adalah hal yang sangat serius dan penting bagi mereka," kata Verano kepada History. Ritus itu berfungsi untuk mendedikasikan bait suci, untuk membalikkan kekeringan dan kelaparan, dan banyak lagi.
Lebih dari 650 tengkorak dan ribuan pecahan ditemukan di dekat Templo Mayor. [qnt]