WahanaNews, Jakarta - Bangunan Mapolres Serang Kota bukan hanya bernilai karena menyimpan sejarah sebagai eks bangunan Belanda. Gedung cagar budaya ini dulu adalah OSVIA (Opleidings School Voor Inlandsche Ambtenaren) atau sekolah tempat calon pamong praja hingga tahun 1910.
Di komplek bangunan ini juga terdapat sebuah bangunan mencolok tidak jauh dari komplek asrama perwira polisi lingkungan Polres. Sebuah bangunan 2x3 meter yang di dalamnya terdapat sumur yang disebut "Sumur Sepuh".
Baca Juga:
Hadiri Acara Panen Hasil Belajar di SMA Santa Maria Kabanjahe: Bupati Karo Ciptakan Sejarah Baru dan Dorong Kewirausahaan
Sumur Sepuh ini rupanya dipugar dan diresmikan Robitoh Hai"ah Ahbabin Nabi. Ada tanda tangan Kapolda Banten Irjen Rudy Heriyanto Adi Nugroho sebagai muassis majlis. Sebuah catatan menyebut bahwa sumur ini dibangun kembali untuk kemaslahatan bersama.
Lalu, kenapa sumur ini begitu penting hingga dipugar kembali dan langsung ditandatangani oleh Kapolda Irjen Rudy"
Kemudian mewawancarai seseorang bernama Firdaus. Ia adalah orang yang membangun kembali sumur itu atas perintah langsung dari Kapolda Banten.
Baca Juga:
FGD FKMPS: Selamatkan Bangsa Melalui Pemahaman Sejarah
Jadi, pasca kebakaran 2012, sumur itu katanya ditutup karena pembangunan asrama polisi. Ia orang yang menutup dan menimbun sumur untuk pembangunan 19 asrama. Saat Kapolres Serang dijabat oleh Kombes Nunung Syaifudin, dimintalah agar posisi sumur dipindahkan dari posisi semula.
Lalu pada awal 2021, Irjen Rudy meminta agar sumur bukan hanya dipindah. Entah bagaimana, ia diminta melakukan sodetan agar sumber air dari sumur yang lama itu kembali muncul dan mengaliri sumur yang sekarang.
"Saya pelaku yang ngurug waku proyek rumah dinas. Terus akhirnya dimintai pertanggungjawaban sama Pak Kapolda, dipanggil beliau harus tembus ke sumur keramatnya. Kalau sumur itu (yang sekarang) yang buat sekarang Pak Nunung. Itu disodet ditembusin, itu ditembusin ke sumur keramatnya," kata Firdaus dilansir detikcom, Minggu (29/8/2021).
Pembangunan sodetan itu menghabiskan waktu sebulan. Seseorang menasihatinya agar setiap dalam pekerjaan selalu wudhu. Suatu kali, nasihat itu dilanggar oleh pekerjanya dan lantas sakit.
"Ada yang batal wudhu di dalam, sakit 3 hari. Sembuhnya masuk ke dalam sumur, sembuh. Jadi sebelum orang lain merasakan, kita meraksan dulu khasiatnya," ujarnya.
Sumur itu katanya adalah peninggalan Ki Buyut Qosim pejuang dari Serang keturunan Arab semasa perang melawan Belanda. Orang tua Ki Buyut adalah Syekh Bangi Muharam yang makanya ada di Luar Bantang.
Kebetulan, saat dikejar-kejar Belanda, sumur itu pernah dijadikan tempat persembunyian. Lokasi yang sekarang jadi gedung Polres juga adalah tanah perkebunan dan persawahan.
"Kebetulan bersembunyi di situ, maka tidak ketemu oleh Belanda," ujarnya.
Firdaus sendiri adalah salah satu keturunannya. Keturunan yang lain salah satunya pengurus pesantren Ponpes Miftahussa"adah di Neglasari, Serang.
Belum lama ini, Kapolres Serang Kota AKBP Maruli Hutapea juga mengatakan bahwa ia dititipi untuk menjaga keberadaan Sumur Sepuh itu. Dan kebetulan, sumur itu berdampingan dengan asrama polisi di bagian belakang.
[Redaktur: Alpredo Gultom]