WahanaNews.co | Seorang
suami di China langsung syok saat melihat siaran langsung di media sosial, yang
menunjukkan istrinya menikahi pria lain.
Baca Juga:
Heboh, Seorang Perempuan di Gunungsitoli Naik ke Atap Rumah Minta Pernikahannya Dibatalkan
Yin Cheng, 35, terdiam setelah melihat pasangannya, Nana,
mengikat simpul pernikahan dengan seorang pria dari kota tetangga di Mongolia
Dalam pada aplikasi live streamingKuaishou.
Dari tayangan itulah, Yin sadar bahwa dia menjadi korban
penipuan pernikahan palsu sebelumnya. Nana telah dia nikahi dalam sebuah
pernikahan tidak resmi.
Pernikahan palsu yang disiarkan langsung itu juga ditonton
oleh suami Nana sebelumnya atau sebelum menikahtak resmi dengan Yin.
Baca Juga:
Ibu Menikah Lagi, Anak Yatim di Taput Dicabuli Pria Beristri
Dua wanita, seorang mak comblang dan dua kerabat palsu dari
China utara menipu Yin dan 19 pria lainnya ke dalam pernikahan tidak resmi dan
menerima uang dan hadiah senilai hingga 1,9 juta Yuan sebelum praktik penipuan
itu terbongkar.
Dengan bantuan keluarga, Yin melacak seorang suami Nana
lainnya dan pergi ke kantor polisi setelah keduanya menyadari bahwa mereka
telah menjadi korban penipuan pernikahan.
Nana berada di rumah hanya selama 10 hari selama dua bulan
pernikahannya dengan Yin Cheng, memalsukan perjalanan ke orangtuanya di
provinsi lain.
Rekan Nana, Dawa, telah menjalankan penipuan yang sama sejak
Agustus 2019, dengan bantuan mak comblang, Li. Mengutip laporan dari The Sun,
Jumat (4/6/2021), mereka telah ditemukan polisi.
Yin ditipu 144.932 Yuan sementara pengantin pria dalam video
terbaru kehilangan 126.815 Yuan, termasuk uang tunai yang dihabiskan untuk
perhiasan dan hadiah mahal.
Sebagian besar korban berasal dari daerah pedesaan dan di
atas usia rata-rata pria China yang menikah.
Pria yang lebih tua yang belum menikah sangat umum di daerah
pedesaan, di mana preferensi untuk pria yang lebih muda berlaku.
Sebuah sensus baru-baru ini menunjukkan bahwa China adalah
rumah bagi 30 juta pria yang mencari pengantin wanita, sebagian sebagai akibat
dari hampir 40 tahun kebijakan satu anak di negara itu. [dhn]