Kondisi ini menurunkan risiko mimpi buruk hingga empat kali selama terapi dasar.
Studi ini mengikutsertakan 36 orang peserta dengan gangguan mimpi buruk. Kesemuanya diminta untuk menjalankan imagery rehearsal therapy (IRT).
Baca Juga:
Studi Ungkap Alasan Konsumen Indonesia Kepincut dengan Mobil China
Konsep ini dilakukan dengan 'membuat ulang' mimpi dengan cara yang lebih positif.
Sebanyak 18 orang di antaranya mendapatkan intervensi suara piano saat mencoba membuat ulang mimpinya.
Sementara 18 lainnya tidak mendengarkan suara apa pun.
Baca Juga:
Mau Terlihat Awet Muda? Coba 5 Jenis Olahraga Ini
Hasilnya, studi yang diterbitkan dalam jurnal Current Biology ini menemukan bahwa suara memberikan efek pada fase REM sebagaimana dijelaskan di atas.
"Perkembangan ini menjanjikan. Tampaknya menambahkan suara yang tepat selama tidur REM menambah efek IRT yang merupakan standar terapi yang digunakan saat ini," ujar Timothy Morgenthaler, pemimpin studi dari American Academy of Sleep Medicine, dilansir dari CNN.
Tak cuma itu, terapi juga ditemukan dapat mengurangi suasana hari dan kualitas tidur.