WahanaNews.co, Jakara - Usai mendapati tato di paha, seorang pria memutuskan menceraikan istrinya pada malam pernikahan mereka.
Sang pria berusaha menagih kembali mahar yang telah diberikan.
Baca Juga:
Prabowo Kunjungi Monumen Pahlawan Rakyat di Beijing
Kejadian di mana suami menceraikan istrinya pada malam pertama terjadi di Beijing, China.
Pasangan tersebut menikah karena dijodohkan oleh orang tua mereka.
Semua dimulai dari ayah suami, seorang pensiunan pegawai yang bernama Wang (57), yang memiliki harta yang cukup.
Baca Juga:
Bertemu Zhao Leji, Presiden Prabowo Tegaskan Komitmen Pererat Hubungan Indonesia-Tiongkok
Wang memiliki seorang putra berusia 30 tahun yang masih lajang karena sifatnya yang pendiam dan tertutup.
Saat ia menua dan putranya masih belum menikah, istri Wang sangat gelisah dan tidak sabar, sehingga ia berusaha membantu putranya menemukan pasangan hidup.
Mereka melakukan perjalanan keliling desa-desa untuk mencari calon istri yang cocok untuk putranya.
Anak mereka, yang juga bernama Wang, akhirnya diperkenalkan oleh seorang penghubung dengan seorang gadis bernama Xiao Zhang.
Setelah pertemuan pertama mereka, keduanya saling memiliki kesan yang baik, dan memutuskan untuk memulai hubungan asmara.
Setelah tiga bulan berkencan, Wang dan Xiao Zhang mulai mempertimbangkan pernikahan, terutama karena dorongan dari ibu Wang yang menginginkan putranya menikah secepat mungkin.
Keluarga Wang membawa banyak uang dan seserahan sebagai mahar untuk Xiao Zhang.
Dengan restu dari banyak kerabat dan teman, pernikahan mereka berlangsung dengan lancar.
Namun, setelah malam kedua pernikahan, orang tua Wang mulai menyadari adanya sesuatu yang aneh.
Wang selalu cemberut, kesal, bahkan jarang pulang dari sebelumnya.
Penyebab semua ini berasal dari malam pertama yang dilalui Wang dan Xiao Zhang.
Setelah berkali-kali ibu Wang bertanya kepada putranya, Wang menolak untuk mengatakan yang sebenarnya.
Ternyata pada malam pertama, Wang sedang bersiap untuk melakukan hubungan dengan istrinya.
Namun, saat ia menarik pakaian istrinya dan melihat dua tato di pahanya, Wang menjadi ketakutan.
Tato di paha istrinya itu membuat Wang tidak dapat menerima, berpikir bahwa istrinya adalah seorang wanita malam, dan melakukan perbuatan tidak senonoh sebelum menikah dengannya.
Wang menanggap istrinya mungkin sudah memiliki banyak hubungan cinta dengan pria lain.
Itu sebabnya, tepat setelah malam pertama, Wang mempertimbangkan untuk bercerai dari Xiao Zhang tetapi takut ibunya tidak akan mengizinkannya.
Faktor psikologis membuat Wang tertekan, tidak mau pulang, dan karena itu, hubungan dalam keluarga menjadi stres.
Setelah membicarakan hal tersebut, Xiao Zhang pun setuju untuk menceraikan Wang, tetapi dia tidak setuju untuk mengembalikan hadiah pernikahan.
"Saya benar-benar salah ketika saya menato di paha saya.”
“Saat itu saya masih muda, jadi saya melakukan semau saya, tanpa memikirkan konsekuensinya,” katanya.
Sekarang Xiao Zhang menyesalinya, hanya karena dua tato tersebut di pahanya.
“Suami saya menyimpan dendam terhadap saya, saya bisa mengerti, tetapi saya ingin menjelaskan bahwa tato itu hanya keinginan masa muda,” katanya.
Xiao Zhang membantah tuduhan bahwa dirinya disebut perempuan penghibur para pria.
“Tidak ada yang salah dengan tato ini. Saya tidak melanggar undang-undang pernikahan, jadi jika saya bercerai, saya tidak akan mengembalikan uang hadiah pernikahan,” ujarnya.
Karena itu, keduanya terlibat cekcok terkait hadiah pernikahan.
Pada akhirnya, Wang dan Xiao Zhang harus membawa permasalahan ini ke meja hijau.
Keduanya ingin permasalahan ini diselesaikan dengan hukum untuk melindungi hak dan kepentingan mereka.
Sebelumnya, dilansir dari Eva.vn, Senin (6/5/2024) pasutri asal China juga baru selesai menggelar pesta pernikahan mereka pekan lalu.
Lalu ada kejadian yang tak diinginkan terjadi di malam pertama mereka.
Keduanya terlibat perdebatan sengit.
Hal itu pertama kali diceritakan oleh pria bernama Li Wei di aplikasi Reddit.
Li wei dan istrinya sudah cukup lama berpacaran, namun sempat LDR karena ia harus bekerja di luar kota untuk mengumpulkan uang.
Setelah 1 tahun merantau, akhirnya Li Wei pulang ke kampung halaman dan bisa menikahi kekasihnya.
Setelah acara pernikahan selesai, Li Wei langsung membawa istrinya ke rumah yang sudah dibangunnya.
Mereka berniat melakukan hubungan suami istri di malam pertama pernikahan.
Saat hendak membuka pakaian istrinya, Li terkejut karena sesuatu yang aneh, hal inilah yang menjadi pemicu perdebatan mereka.
Ia kaget melihat ada bekas luka di perut bagian bawah pada tubuh istrinya.
Penasaran dengan hal itu Li Wei menghentikan tangannya, dia menuduh istrinya pernah melakukan operasi caesar.
Li menuduh istrinya menipunya, bahwa dia pernah memiliki anak, bukan seorang perawan seperti yang dikatakannya.
Ia marah besar pada istrinya, namun sang istri menjelaskan bahwa itu bukanlah operasi caesar melainkan bekas luka operasi usus buntu.
Karena setelah operasi pertama dia mengalami infeksi, jadi harus menjalani operasi kedua, untuk menanganinya.
Namun, sang suami tidak bisa menerima penjelasan istrinya tersebut, karena seperti yang dia tahu bekas luka usus buntu membujur atau miring ke satu sisi.
Berpikir istrinya pernah selingkuh, dia meninggalkan istrinya, bahkan dia juga menamparnya sebanyak dua kali.
Keesokan paginya, dia menerima telepon dari istrinya, yang telah melaporkan ke rumah sakit untuk mendapatkan rekam medis.
Dia menunjukkan bukti bahwa pernah melakukan operasi usus buntu, dan bahkan melakukan pemeriksaan kehamilan.
Dia ingin menegaskan kepada Li Wei bahwa dia belum pernah memiliki keturunan.
Merasa menyesal atas kesalahannya, Li Wei kemudian berusaha meminta maaf kepada istrinya karena menuduhnya.
Dia pergi ke rumah istrinya dengan harapan memohon pengampunan, tetapi ketika tiba di sana, dia malah diusir oleh ayah mertuanya.
Ayah mertuanya sangat kecewa melihat anaknya disakiti oleh suaminya sendiri, terutama karena peristiwa itu terjadi begitu baru setelah pernikahan mereka.
Bahkan, dengan tegas Li Wei mengakui bahwa dia tidak percaya dan menuduh istrinya telah berselingkuh dan memiliki anak.
Kini, Li Wei hanya bisa menyesali perbuatannya tersebut, menyadari bahwa pernikahannya kini terancam karena kesalahannya sendiri.
[Redaktur: Elsya Ti Ahaddini]