“Saya sangat gembira, seluruh tim gembira,” kata Kempton, mengutip BBC.
“Saya benar-benar serius ketika saya mengatakan bahwa ini terjadi pada kartu SD terakhir yang kami amati dari kamera terakhir yang kami kumpulkan selama hari terakhir ekspedisi kami,” tambahnya.
Baca Juga:
Tragedi Sadis di Puncak Papua: KKB Ngamuk Gegara Perselingkuhan, 3 Nyawa Melayang
Kempton juga menyatakan bahwa dia telah mengirim surat kepada Sir David Attenborough tentang penemuan ini, dan menurutnya, Sir David sangat gembira dengan kabar tersebut.
Pada ekspedisi sebelumnya ke Pegunungan Cyclops pada tahun 1961, para peneliti menemukan jejak-jejak echidna Attenborough yang menunjukkan bahwa hewan itu masih hidup di wilayah tersebut, seperti bekas tusukan hidung yang masuk ke dalam tanah.
Namun, karena keterbatasan akses ke bagian tertentu dari pegunungan, para peneliti tidak dapat memberikan bukti pasti tentang keberadaan hewan purba tersebut.
Baca Juga:
Papua Memanas: TNI Dituduh Siksa Warga Sipil, Koalisi HAM Ungkap Fakta Mengejutkan
Dengan demikian, selama 62 tahun terakhir, satu-satunya bukti keberadaannya adalah spesimen yang disimpan dengan sangat hati-hati di Ruang Harta Alam, sebuah museum sejarah alam di Belanda.
Baru pada tahun 1998, spesimen tersebut dapat diidentifikasi sebagai echidna Attenborough melalui pemeriksaan sinar-X, dan saat itulah hewan tersebut diberi nama Sir David Attenborough.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.