WahanaNews.co
| Tari
Baluse merupakan tarian perang asal Nias Selatan, Sumatra Utara.
Tari tradisional ini sering ditampilkan dalam
berbagai acara penting dan resmi, contohnya penyambutan tamu penting atau
wisatawan.
Baca Juga:
Hanyut 4 Hari di Sungai Simambali, Seorang Perempuan di Nias Ditemukan Tewas Mengapung
Melansir dari situs Warisan Budaya Tak Benda
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, baluse adalah perisai perang yang
terbuat dari kayu keras.
Seiring perkembangan zaman karena adanya
pendatang, baluse juga ada yang dibuat dari besi.
Baluse sebagai perisai perang berfungsi untuk
melindungi tubuh dari kepala hingga betis.
Baca Juga:
Tragis! Seorang Wanita di Nias Ditemukan Tewas Gantung Diri
Warnanya coklat kehitaman dan bentuknya
seperti daun pisang yang utuh.
Baluse menjadi properti utama dalam Tari
tradisional Baluse.
Asal Usul Tari Baluse
Tari Baluse berasal dari kisah perjuangan
para pendahulu mereka dalam berperang.
Tidak hanya itu, menurut sejarah yang
beredar, tarian ini juga hadir sebagai bentuk perwujudan tradisi masyarakat
Nias pada zaman dahulu.
Dulunya Tari Baluse juga sering dibawakan
saat masyarakat Nias akan pergi berperang melawan musuh.
Tujuannya untuk mengobarkan semangat para
pejuang atau pemuda Nias.
Makna Tari Baluse
Mengutip dari Kementerian Pariwisata dan
Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, Tari Baluse melambangkan ksatria para
pemuda di Nias yang siap pergi berperang melawan musuh.
Tidak hanya itu, tarian ini juga melambangkan
sikap pemuda yang gagah berani di medan peperangan.
Selain menunjukkan jiwa ksatria dan gagah
berani para pemuda Nias di masa lampau, kini Tari Baluse sering ditampilkan
sebagai tarian selamat datang atau penyambutan tamu, tarian ini disebut juga
sebagai Tari Fataele.
Properti dan Busana Tari Baluse
Mengutip dari Studi Komparatif Tari
Faluaya di Nias Selatan dengan Tari Faluaya di Medan (2015) karya Laurensia
Dora Melisa, properti utama yang diperlukan dalam tarian ini adalah baluse
sebagai perisai perang.
Selain itu juga masih ada beberapa properti
lain yang dibutuhkan, yaitu: Toho atau tombak.
Toho ini memiliki ukuran panjang sekitar dua
meter, dulu digunakan sebagai senjata perang melawan musuh.
Biasanya toho dipegang di tangan kanan,
sedangkan tangan kirinya memegang baluse di depan tubuhnya.
Pedang tologu juga sering digunakan sebagai
senjata berperang melawan musuh.
Mahkota atau topi perang merupakan salah satu
properti wajib yang harus dikenakan pria dalam Tari Baluse.
Para penari Tarian Baluse mengenakan baju
perang dengan berbagai paduan warna, seperti kuning, merah dan hitam.
Baju perang ini dibagi menjadi baju dalam dan
di bagian luarnya mengenakan rompi perang.
Celana yang digunakan panjangnya selutut
berwarna hitam dan merah.
Gerakan Tari Baluse
Tari Baluse dibawakan oleh sekelompok pria
gagah berani dan perkasa.
Tarian ini dipimpin oleh seorang pemimpin
perang.
Saat tarian akan dimulai, pemimpin memberi
aba-aba kepada para penari untuk membentuk formasi seperti akan berperang.
Tarian ini mengandalkan gerak kaki, khususnya
saat menghentakkan kaki ke tanah sebagai gerakan saat berperang.
Gerakan kaki ini diikuti dengan gerakan
ayunan tangan yang membawa tombak, pedang tologu dan baluse. [qnt]