WahanaNews.co | Kalau sudah cinta, orang rela melakukan apapun, tak peduli bila ia mendapat predikat budak cinta alias bucin. Bucin kemudian diartikan sebagai orang yang rela melakukan apa saja untuk pasangannya tanpa perasaan dan logika.
Apakah kamu salah satunya? Di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), bucin ini tidak ada artinya sehingga hanya dikategorikan sebagai bahasa prokem atau istilah gaul.
Baca Juga:
Begini Jadinya Jika Pasangan Sama-sama Memililiki Love Language Physical Touch
Di mata orang normal, tindakan para bucin seringkali tidak masuk akal karena ia mau melakukan apa pun demi orang yang dicintai, mulai dari mengorbankan harta hingga perasaan dirinya sendiri.
Sebuah penelitian mengungkap bahwa seseorang, baik pria atau wanita, kemungkinan besar menjadi budak cinta saat masa pacaran baru berjalan kurang dari tiga bulan. Namun, kamu juga bisa menjadi bucin ketika jatuh cinta pada seseorang, meski belum berstatus saling memiliki.
Bucin dilihat dari kacamata psikologi Pepatah yang mengatakan bahwa ‘cinta itu buta’ mungkin menjadi istilah yang paling mendekati istilah budak cinta.
Baca Juga:
8 Red Flags dalam Hubungan yang Harus Diwaspadai Sebelum Menikah
Saat menjadi bucin, kamu tidak lagi dapat melihat seseorang dari kacamata yang logis sehingga menganggapnya sebagai orang yang sempurna dan berhak mendapatkan semua keinginannya.
Menurut teori psikologi Sigmund Freud, bucin artinya seseorang yang sedang memuja orang lain secara sadar maupun tidak.
Hal itu ditandai dengan cara mencintai orang lain dengan segenap jiwa dan raganya. Normalnya, pengorbanan ini digunakan untuk menarik hati orang yang dicintainya untuk kemudian menjadikannya pacar atau pasangan hidup.