Dokter Alvina pun menyarankan agar masyarakat membantu mengarahkan transgender untuk mengunjungi tenaga profesional jika mengalami kebingungan tentang kondisi dirinya.
Sebelumnya, sejak Mei 2019, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga telah mengumumkan bahwa transgender bukan lagi termasuk gangguan mental.
Baca Juga:
Buat Gaduh, Senator Aceh Surati Irjen Karyoto Usut Kontes Kecantikan Transgender
Bahkan, seperti dilansir laman MSNBC, Asosiasi Psikiatri Amerika mendiagnosis orang transgender dengan 'gender dysphoria', yang berarti tekanan emosional terkait identitas gender.
Sementara itu, pendapat berbeda disampaikan Neuro Psikolog Universitas Al-Azhar Indonesia, Ihshan Gumilar. Dia dengan tegas menyebutkan jika lesbi, gay, biseksual, dan transgender (LGBT) adalah penyakit mental.
"LGBT adalah penyakit mental dan bukan disebabkan oleh faktor biologis atau bawaan lahir," kata dia, menukil dari laman Psikologi UMA.
Baca Juga:
Usut Kontes Kecantikan Transgender di Jakarta Pusat, Polisi Akan Periksa Penyelenggara
Senada dengan Ihshan, dai kondang Ustaz Abdul Somad juga menegaskan bahwa LGBT merupakan penyakit yang harus disembuhkan.
"Iya, itu penyakit. Saya tidak menyatakan itu pemberian dari Tuhan. Dia (LGBT) bisa diubah," tegas penceramah asal Pekanbaru, Riau ini, saat menjawab pertanyaan jamaah,seperti dikutip dari kanal YouTube UAS.
Dia pun menjelaskan bahwa dalam mengubah pelaku LGBT harus sesuai dengan ajaran yang diyakininya. Umat Islam pun diserukan untuk tidak membunuhnya.