WahanaNews.co | Perjalanan luar angkasa memiliki dampak besar bagi lingkungan.
Jika perjalanan ke luar angkasa
bertujuan untuk penelitian, itu masih bisa dimaklumi.
Baca Juga:
Pukulan Telak bagi SpaceX: Falcon 9 Alami Kegagalan Pertama Sejak 2016
Tapi, jika
untuk perjalanan wisata turis, seperti yang akan dilakukan Jeff
Bezos, banyak ahli yang mempertanyakannya.
Diketahui, perusahaan termasuk SpaceX, Virgin Galactic, dan Space
Adventures ingin membuat pariwisata luar angkasa tersedia untuk masyarakat
umum.
Dan ternyata banyak orang yang
tertarik.
Baca Juga:
Elon Musk Dinobatkan sebagai CEO dengan Gaji Tertinggi Sepanjang Sejarah
Kendati demikian, di tengah krisis
iklim yang terjadi saat ini di Bumi, mengirim miliarder ke luar angkasa dengan
roket bukanlah keputusan yang ramah lingkungan.
Pasalnya, roket yang terbakar melalui
sejumlah besar propelan untuk lepas landas dan mendarat.
Baik itu minyak tanah di roket Falcon
9 SpaceX, metana di Starship, atau hidrogen cair di Sistem Peluncuran Luar
Angkasa (SLS) baru NASA, yang membakar material itu dan berdampak pada atmosfer
Bumi.
Tidak peduli bahan bakar apa yang
digunakan, semua peluncuran memancarkan banyak panas yang mengaduk nitrogen di
atmosfer untuk menciptakan oksida nitrogen yang mengganggu.
"Tergantung di mana mereka
dilepaskan di ketinggian, oksida nitrogen itu dapat berkontribusi pada
pembentukan ozon atau penipisan ozon," jelas Eloise Marais, profesor
geografi fisik di University College London, dikutip dari Mashable, Kamis (17/6/2021).
Di stratosfer, di mana ozon bertindak
sebagai perisai terhadap radiasi ultraviolet dari matahari, panas itu dapat
menggerogoti ozon.
Sementara di troposfer yang lebih
dekat ke tanah, panas itu bisa menambah ozon.
Sayangnya, di sana ia bertindak lebih
seperti gas rumah kaca dan menahan panas. Bahan bakar yang berbeda merusak
atmosfer dengan cara yang berbeda.
"[Nitrogen oksida] penting, tentu
saja, tetapi ada juga bahan bakar padat yang dibakar dan menghasilkan
klorin," kata Marais.
"Klorin berkontribusi pada
perusakan lapisan ozon dan sangat, sangat efisien dalam melakukan itu,"
sambungnya.
Bahan bakar hidrokarbon seperti minyak
tanah dan metana menghasilkan karbon dioksida, gas rumah kaca yang terkenal, serta
karbon hitam, alias jelaga, yang menyerap panas dan semakin membuat hangat suhu
di Bumi.
Bahkan sebelum peluncuran terjadi,
produksi propelan sudah berdampak pada lingkungan.
Dan setiap peluncuran menggunakan
ribuan ton propelan untuk mencapai luar angkasa.
Jadi bisa dibayangkan jika peluncuran
roket menjadi lebih umum, pengaruhnya terhadap lingkungan akan meningkat.
Marais menunjukkan bahwa kita belum
mengetahui efek penuh bahan bakar roket terhadap atmosfer dan lingkungan,
karena para peneliti baru saja mulai mempelajari topik tersebut. [qnt]