WAHANANEWS.CO, Jakarta - Film horor Indonesia berjudul Waktu Maghrib merupakan karya sutradara Sidharta Tata yang pertama kali dirilis pada Februari 2023.
Film ini diproduksi oleh Rapi Films bekerja sama dengan Sky Media dan menghadirkan cerita horor bernuansa lokal dengan atmosfer yang gelap serta penuh ketegangan.
Baca Juga:
Animatronik Baru dan Misteri Gelap Warnai Perilisan ‘Five Nights at Freddy’s 2’
Kisah Waktu Maghrib berpusat pada tiga remaja, yakni Adi, Saman, dan Ayu, yang tinggal di sebuah desa terpencil di wilayah Jawa Tengah.
Kehidupan mereka berubah drastis setelah sebuah peristiwa tak terduga terjadi saat waktu adzan Maghrib.
Tanpa disadari, ucapan sumpah serapah yang mereka lontarkan kepada guru mereka justru memicu rangkaian kejadian mistis yang sulit dijelaskan secara logika.
Baca Juga:
Trailer Horor “Dusun Mayit” Rilis, Visual Kelam dan Kisah Viral JeroPoint Jadi Sorotan
Tokoh Adi diperankan oleh Ali Fikry sebagai karakter utama yang menjadi sasaran teror gaib paling intens.
Bima Sena tampil sebagai Saman, sahabat Adi yang turut terseret dalam kejadian menyeramkan tersebut.
Sementara itu, Nafiza Fatia Rani memerankan Ayu, sosok yang berusaha memahami dan mencari makna di balik fenomena supranatural yang menimpa mereka.
Peran guru disiplin bernama Bu Woro yang menjadi pemicu awal konflik dimainkan oleh Aulia Sarah.
Karakter ini digambarkan tegas dan menimbulkan ketegangan yang berujung pada peristiwa mistis.
Kehadiran aktor pendukung seperti Taskya Namya dan Andri Mashadi semakin memperkuat alur cerita serta menambah intensitas horor yang dirasakan penonton.
Film ini mengangkat kepercayaan masyarakat tentang larangan keluar rumah saat waktu Maghrib, sebuah mitos yang dipercaya dapat membuka celah hadirnya gangguan makhluk gaib.
Kepercayaan tersebut dikemas dalam alur cerita yang relevan dengan kehidupan masyarakat, sehingga menciptakan rasa takut yang dekat dengan pengalaman sehari-hari.
Dari sisi produksi, Rapi Films dan Sky Media sukses menyajikan Waktu Maghrib dengan kualitas sinematografi yang mencekam, tata suara yang mendukung suasana horor, serta penggambaran desa yang menambah kesan sunyi dan menyeramkan.
Perpaduan cerita, visual, dan unsur budaya menjadikan film ini memiliki identitas horor khas Indonesia.
Kesuksesan film pertama mendorong lahirnya sekuel berjudul Waktu Maghrib 2 yang resmi tayang di bioskop Indonesia pada Mei 2025.
Sekuel ini kembali mengangkat teror yang bersumber dari mitos lokal, dengan cerita tentang kekuatan gaib yang bangkit kembali setelah puluhan tahun dan kembali menghantui generasi berikutnya.
[Redaktur: Ajat Sudrajat]