WahanaNews.co | Di malam Natal, yakni pada 24-25 Desember 2021, sejumlah wilayah di Indonesia berpotensi mengalami cuaca buruk dan gelombang tinggi.
Hal ini disampaikan oleh Kepada Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati dalam konferensi pers yang digelar BMKG bertajuk Update Perkembangan Suspect Area Potensi Bibit Siklon di Laut Timor-Arafura, Rabu (22/12/2021).
Baca Juga:
Simak, Ini yang Terjadi Jika Petir Menyambar Tubuh
Sejak kemarin, Selasa (21/12/2021), BMKG melalui Jakarta Tropical Cyclon Warning Center (TCWC) selama 24 jam dalam periode 7 hari, terus melakukan pemantauan potensi terjadinya bibit siklon tropis yang dapat berdampak pada kondisi cuaca dan gelombang signifikan di wilayah Indonesia.
"Berdasarkan analisis dinamika atmosfer hari ini (Rabu, 22 Desember 2021 jam 07.00 WIB), Jakarta TCWC mengidentifikasi adanya peningkatan potensi pembentukan pola sirkulasi siklonal (pusaran angin) yang dapat meningkat menjadi suspect area potensi bibit siklon tropis," kata Dwikorita.
Suspect area berpotensi bibit siklon tropis ini terpantau di sekitar perbatasan wilayah Laut Timor dan Arafura atau sekitar perairan selatan Kepulauan Tanimbar (Saumlaki) dalam periode 2 hari ke depan seiring dengan menguatnya pola sirkulasi dan kecepatan angin sistem terebut.
Baca Juga:
KSOP Larang Kapal Wisata Berlayar ke Pulau Komodo hingga 20 Maret
Dwikorita menyebutkan, suspect area tersebut mempunyai kecenderungan bergerak ke arah selatan hingga barat daya menuju wilayah perairan utara Australia.
"Dalam 72 jam kedepan atau 3 hari ke depan, suspect area diperkirakan akan menguat cukup signifikan terutama di hari Sabtu dan Minggu (24-25 Desember 2021)," jelasnya.
Penguatan suspect area yang signifikan ini ditandai dengan menguatnya pola sirkulasi dan kecepatan angin diatas 25 knot dengan kemungkinan pusat sistemnya sudah berada di Area Tanggung Jawab TCWC Australia.
Berdasarkan pemodelan prediksi BMKG, probabilitas potensi menjadi siklon tropis yakni sebagai berikut.
Kamis (+24 jam) : potensi Rendah
Jumat (+48 jam) : potensi Rendah-Sedang
Sabtu (+72 jam) : potensi Sedang-Tinggi
Minggu (+96 jam) : potensi Tinggi
"Ini perlu diwaspadai dan ditingkatkan kewaspadaan terhadap kondisi cuaca yang bisa jadi akan hujan intensitas lebat ataupun gelombang tinggi, terutama di wilayah Timur Indonesia sekitar keberadaan potensi bibit siklon ini," kata dia.
Bahkan, sebelum malam Natal, Anda yang akan beraktivitas di wilayah berikut harus mewaspadai potensi hujan, angin kencang, dan gelombang tinggi.
Dwikorita dalam pemaparannya menjelaskan, terkait dengan keberadaan sistem suspect area tersebut, BMKG mengeluarkan peringatan dini khusus untuk periode 3 hari ke depan, 22-24 Desember 2021.
1. Potensi hujan
Potensi hujan sedang hingga lebat berpeluang terjadi di Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur dan Maluku.
2. Potensi angin kencang
Potensi angin kencang berpeluang terjadi di Sulawesi Tenggara, Nusa Tenggara Timur, dan Maluku.
3. Potensi gelombang tinggi
Potensi tinggi gelombang 1.25 – 2.5 meter termasuk kategori sedang berpeluang terjadi di Laut Seram, Perairan Kaimana, Perairan Kepulauan Aru, Perairan Kepulauan Sermata hingga Tanimbar, Perairan Amamapare hingga Agats bagian utara, dan Laut Arafura.
Sedangkan, potensi tinggi gelombang laut yang bisa mencapai 2.5 - 4.0 meter kategori tinggi berpeluang terjadi di Laut Flores bagian timur, Perairan selatan Baubau hingga Kepulauan Wakatobi, Laut Banda, Perairan selatan Pulau Buru hingga Pulau Seram, Perairan Kepulauan Kai, dan Perairan Fakfak.
Saran keselamatan dari BMKG
Dwikorita berkata, untuk memperkuat informasi peringatan dini potensi cuaca ekstrem di level daerah, UPT BMKG wilayah Propinsi secara aktif melakukan diseminasi informasi peringatan dini potensi cuaca ekstrem dan melakukan koordinasi dengan pihak terkait.
"BMKG melalui Jakarta TCWC terus melakukan pemantauan perkembangan potensi sistem bibit siklon tersebut dan aktivitas dinamika atmosfer lainnya beserta potensi dampak cuaca ekstremnya," ujarnya.
Terkait dengan potensi cuaca ekstrem tersebut, BMKG mengimbau untuk memperhatikan beberapa hal berikut.
1. Menghindari kegiatan pelayaran di wilayah perairan yang terdampak.
2. Menghindari daerah rentan mengalami bencana seperti lembah sungai, lereng rawan longsor, pohon yang mudah tumbang, tepi pantai, dan lainnya.
3. Mewaspadai potensi dampak seperti banjir, bandang, banjir pesisir, tanah longsor terutama di daerah yang rentan.
4. Stakeholder terkait dapat terus mengintensifkan koordinasi dalam rangka antisipasi bencana hidrometeorologi.
5. Selalu memantau perkembangan informasi prakiraan cuaca dan peringatan dini cuaca ekstrem dari BMKG melalui kanal informasi BMKG. [qnt]