WahanaNews.co | Kapal cepat rudal (KCR) mungkin sangat familiar bagi telinga orang awam. Pasalnya, kapal tempur jenis ini memang masih populer digunakan di era kini, termasuk digunakan oleh TNI-AL.
Akan tetapi, ternyata terdapat salah satu jenis kapal yang bisa dikatakan sejenis dengan kapal tipe KCR. Kapal tersebut dikenal dengan tipe Kapal cepat torpedo (KCT) atau yang dalam penamaan internasional dikenal dengan sebutan Motor Torpedo-Boat (MTB).
Baca Juga:
PWI Papua Barat Daya Minta Ketua FJPI PBD Ralat Kalimat "Wartawan Hadiri Undangan Lantamal XIV Tidak Tau Persoalan dan Tidak Bikin Berita Awal"
Meskipun kurang populer, ternyata TNI-AL sejak dahulu hingga kini ikut mengoperasikan kapal jenis ini. Apabila di era modern ini TNI-AL mengoperasikan KCT dengan nama FPB-57 yang terdiri dari 4 unit kapal, di masa lalu TNI-AL juga mengoperasikan kapal sejenis dengan nama jaguar-class atau yang memiliki nama lengkap Type 140 Jaguar-class fast attack craft.
1. Terbuat dari Kayu dan Baja Ringan
Kapal Jaguar-class dibeli dari Jerman barat oleh indonesia dan mulai memperkuat kekuatan maritim militer Indonesia pada pertengahan tahun 1960.
Baca Juga:
Silaturahmi dengan Wartawan, Ini Kata Danlantamal XIV Sorong
Dilansir dari situs indomiliter.com, ada dua varian kapal di kelas ini yang dibeli oleh Indonesia. varian pertama terbuat dari perpaduan kayu Mahogani dan baja ringan sebanyak 4 unit. Kemudian, Indonesia membeli 4 unit lagi varian yang terbuat dari besi.
Meskipun memiliki bahan penyusun tubuh kapal ini berbeda, namun secara spesifikasi kemampuan kapal tersebut dapat dikatakan sama. Total, angkatan laut Indonesia memiliki 8 unit kapal di kelas tersebut.
Delapan unit kapal tersebut diberi nama KRI Serigala, KRI Beruang, KRI Matjan Tutul, KRI Matjan Kumbang, KRI Anoa, KRI Adjak, KRI Singa, dan KRI Harimau.
Kapal jenis ini menjadi komponen kapal tempur cepat bersama kapal cepat rudal (KCR) Komar-class yang dibeli dari Uni Soviet.
2. Dipersenjatai Meriam dan Peluncur Torpedo
Untuk sistem persenjataan, sesuai dengan namanya kapal ini dipersenjatai dengan 4 tabung torpedo berdiameter 533 mm. Selain itu, kapal ini juga dapat membawa beberapa unit bom laut dan juga ranjau laut.
Untuk sistem persenjataan permukaan, kapal ini dilengkapi dengan 2 unit meriam Bofors L/70 kaliber 40 mm dan senapan mesin kaliber 12.7 mm.
Kapal yang mulai diproduksi sejak tahun 1957 hingga tahun 1975 ini diawaki dengan 39 pelaut dan mampu mencapai kecepatan maksimal 78 km/jam. Untuk radius tempurnya sekitar 1.300 km.
3. Pernah Terlibat Pertempuran Melawan Belanda
Kapal torpedo Jaguar-class pernah terlibat dalam salah satu pertempuran laut melawan Belanda sewaktu operasi Trikora di Irian barat/Papua.
Peristiwa ini dikenal dengan nama “Pertempuran Laut Aru”, peristiwa ini terjadi pada tanggal 15 Januari 1962.
Saat itu kapal destroyer angkatan laut Belanda yang didukung pesawat patroli maritim Neptune dan Firefly menyerang kapal Jaguar-class, KRI Matjan Tutul, KRI Matjan Kumbang, dan KRI Harimau.
Dikarenakan kondisi yang tidak berimbang dan tidak adanya kekuatan udara dari AURI, maka dua kapal yakni KRI Matjan Kumbang dan KRI Harimau harus terpaksa mundur untuk meminimalisir kerugian.
Akan tetapi, KRI Matjan Tutul yang dinahkodai oleh Komodor Yos Sudarso harus karam bersama para awaknya karena serangan Belanda.
Dikarenakan peristiwa tersebut, Yos Sudarso kemudian ditetapkan sebagai pahlawan nasional, sedangkan tanggal 15 Januari ditetapkan sebagai “Hari Dharma Samudera”
Peristiwa tersebut menimbulkan kontroversi hingga hari ini dikarenakan adanya permasalahan antara AURI dan ALRI kala itu yang diindikasikan mengalami kesalahpahaman informasi.
Selain itu, hal tersebut juga dikarenakan semua unit kapal Jaguar-class yang dimiliki oleh Indonesia tidak dilengkapi dengan sistem torpedo dikarenakan embargo dari Inggris.
Hal ini dikarenakan sistem torpedo yang sejatinya akan digunakan di Jaguar-class merupakan buatan pabrikan Inggris.
Namun, karena Indonesia sedang berkonflik dengan Belanda kala itu membuat Inggris menjatuhkn sanksi embargo kepada Indonesia yang membuat Jaguar-class milik Indonesia tidak dilengkapi sistem torpedo.
Peristiwa tersebut menimbulkan kontroversi hingga hari ini dikarenakan adanya permasalahan antara AURI dan ALRI kala itu yang diindikasikan mengalami kesalahpahaman informasi.
Selain itu, hal tersebut juga dikarenakan semua unit kapal Jaguar-class yang dimiliki oleh Indonesia tidak dilengkapi dengan sistem torpedo dikarenakan embargo dari Inggris.
Hal ini dikarenakan sistem torpedo yang sejatinya akan digunakan di Jaguar-class merupakan buatan pabrikan Inggris.
Namun, karena Indonesia sedang berkonflik dengan Belanda kala itu membuat Inggris menjatuhkn sanksi embargo kepada Indonesia yang membuat Jaguar-class milik Indonesia tidak dilengkapi sistem torpedo. [ast]