WahanaNews.co, Jakarta - Dua Harimau Sumatera dan satu Harimau Benggala telah meninggal dunia di Medan Zoo, Sumatera Utara, dalam dua bulan terakhir.
Kejadian ini menjadi perhatian serius mengingat bahwa hewan-hewan tersebut termasuk dalam kategori langka dan terancam punah.
Baca Juga:
WWS: Tak Hanya 5 Harimau, Kuda dan Beruang Penghuni Medan Zoo Juga Mati
Rudianto Saragih Napitu, Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sumatera Utara, telah mengonfirmasi kematian ketiga harimau tersebut.
Ia menyatakan bahwa kasus terbaru melibatkan Harimau Sumatera bernama Nurhaliza alias Putri, yang ditemukan meninggal pada 31 Desember 2023 pada pukul 16.48 WIB.
"Harimau Sumatera Nurhaliza merupakan harimau betina berumur 9 tahun dengan berat badan diperkirakan 50 kilogram," katanya, mengutip Kompas.com, Rabu (17/1/2024).
Baca Juga:
Harimau di Medan Zoo Mati Lagi, Bobby: Sudah Tua dan Sakit-sakitan
Sementara sebelumnya, Harimau Sumatera bernama RH ditemukan mati di Medan Zoo pada November 2023. Sedangkan Harimau Benggala bernama Avatar pada Desember 2023.
Rudianto mengatakan, Harimau Sumatera Nurhaliza tersebut terakhir kali dilakukan medical check up pada 14 November 2023.
Pada saat itu hasil pemeriksaan menunjukkan adanya gangguan paru, napas tersengal-sengal, dan bersuara.
Selain itu, juga terdeteksi peradangan dalam analisis darah dan peningkatan kadar nitrogen urea dalam korelasi dengan hasil USG yang menunjukkan penebalan dinding pelvis renalis dan dinding vesika urinaria.
Rudianto menyampaikan bahwa hasil diagnosa dari pemeriksaan kesehatan pada saat itu adalah pneumonia dan penyakit ginjal.
Sebelum ditemukan meninggal di kandangnya, Nurhaliza menunjukkan gejala kelesuan, penurunan nafsu makan selama sebulan terakhir, disertai dengan napas yang berat dan bersuara.
Dari pengamatan kondisinya, pergerakan harimau tersebut menjadi lambat dan lemah, juga mengalami kesulitan bernapas, serta sering muntah setelah makan.
Di sisi lain, Rudianto mengungkapkan, berkaitan dengan pengelolaan satwa, BBKSDA Sumatera Utara telah melakukan pemantauan terhadap Lembaga Konservasi Medan Zoo sejak April 2023.
Dari pemantauan tersebut didapatkan fakta bahwa pengelolaan satwa belum memenuhi standar pengelolaan lembaga konservasi, terutama animal walfare, fasilitas kandang dan tata kelola lingkungan.
Kondisi tersebut terlihat dari kandang satwa buas yang kurang baik, seperti kandang yang sudah mulai rusak, lembab, dan mengakibatkan penurunan kesehatan satwa.
Menindaklajuti hasil pemantauan April 2023 tersebut, Balai Besar KSDA Sumatera Utara telah memanggil manajemen Medan Zoo pada November 2023 untuk melaporkan perkembangan atas hasil monitoring tersebut.
Sementara itu, Wali Kota Medan, Bobby Nasution berjanji akan mencari solusi untuk memperbaiki kondisi kebun binatang tersebut.
Bobby mengatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan Perusahaan Umum Daerah (PUD) Pembangunan, yang menangani Medan Zoo untuk menyelesaikan tersebut.
"Kita sudah disampaikan juga beberapa aspek tentang Medan Zoo-nya, baik itu tentang satwa di dalam dan juga tentang Medan Zoo secara keseluruhan ini," ujarnya.
"Step-step-nya mudah-mudahan terus kita jalani langkah-langkah dilakukan Medan Zoo, kita perbaiki secara maksimal, tapi sekarang kita utamakan satwanya dulu," imbuhnya.
Selain itu, ia juga akan memberikan fokus utama mereka kepada pemenuhan kebutuhan pakan satwa dan gaji karyawan Medan Zoo.
Bobby mengajukan permintaan kepada unit bisnis di PUD Pembangunan yang menghasilkan laba, agar menyumbangkan dana untuk Medan Zoo.
"Ketika kita mengevaluasi, dari kelima unit usaha PUD Pembangunan, hanya satu di antaranya yang memiliki keuntungan yang cukup untuk menutupi kegiatan bisnis yang lainnya," katanya.
Dari profit tersebut, sambungnya, yang diutamakan adalah kebutuhan pakan satwa dan juga pegawainya.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]